Jakarta – Untuk orang dengan alergi anjing, hidup di negara pecinta anjing tidaklah mudah. Sekitar 37%-47% rumah tangga Amerika memiliki seekor anjing. Bulu anjing ada di mana-mana, termasuk tempat di mana anjing tidak pernah menginjakkan kakinya. Menurut National Institutes of Health, tingkat bulu hewan peliharaan terdeteksi ada di setiap rumah di AS. Di Indonesia pun sekarang semakin banyak rumah tangga yang memelihara jenis hewan ini.
Data menunjukkan sekitar 10% dari populasi di Amerika memiliki alergi hewan peliharaan dan kucing adalah salah satu penyebab paling umum. Alergi kucing dua kali lebih umum daripada alergi terhadap anjing. Tetapi mungkin tidak seperti yang dipikirkan, penyebabnya bukan bulu atau rambut, sebenarnya. Biasanya orang yang dengan alergi kucing itu sangat alergi terhadap protein dalam air liur, urin, dan bulu kucing (serpihan kulit kering).
Bagaimana mungkin protein kecil ini menyebabkan reaksi alergi yang begitu besar di dalam tubuh? Orang dengan alergi memiliki sistem kekebalan yang terlalu sensitif. Tubuh mereka salah mengira hal-hal yang tidak berbahaya — seperti bulu kucing/anjing — sebagai penyerbu berbahaya, dan menyerang mereka seperti halnya bakteri atau virus. Gejala alergi adalah efek samping dari serangan tubuh pada alergen, atau pemicu.
Jadi, bagaimana bisa menjalani hidup dengan alergi terhadap sahabat manusia ini? Berikut adalah ikhtisar penyebab dan perawatan alergi terhadap hewan peliharaan, bersama dengan tips untuk mengurangi paparannya.
Gejala Alergi Terhadap Hewan Peliharaan
Gejala alergi biasanya seperti alergi hidung lainnya. Termasuk: batuk dan mengi, mata merah, gatal, pilek, gatal, hidung tersumbat, bersin. Beberapa orang dengan alergi hewan juga memiliki reaksi kulit. Misalnya, kulit mereka mungkin ‘pecah’ saat dijilat oleh anjing. Orang lain dengan alergi yang lebih parah mungkin mengalami gatal-gatal di wajah atau dada. Gejala alergi kucing dapat berkembang hanya dalam beberapa menit atau membutuhkan waktu berjam-jam untuk muncul. Sekitar 20% hingga 30% penderita asma karena alergi mengalami serangan parah setelah bersentuhan dengan kucing.
Penyebab Alergi
Anda mungkin pernah mendengar bahwa beberapa ras anjing memicu gejala alergi sementara yang lain tidak, atau bahwa anjing berbulu pendek aman sementara anjing berbulu panjang yang rentan rontok tidak aman. Tapi secara keseluruhan, para ahli mengatakan tidak demikian adanya. Faktanya, dua anjing dari jenis yang sama masing-masing dapat mengeluarkan tingkat alergen yang sangat berbeda.
Bukan rambut atau bulu anjing atau kucing yang menjadi masalah sebenarnya. Sebaliknya, orang biasanya alergi terhadap ketombe — serpihan kulit mati — serta air liur dan urin. Jadi, tidak peduli berapa panjang atau pendek rambutnya, anjing/kucing mana pun berpotensi menyebabkan reaksi alergi.
Pengujian untuk Alergi
Dokter dapat melakukan tes kulit atau tes darah yang akan mendeteksi IgE spesifik alergen (Immunoglobulin E) untuk mengetahui apakah anda memiliki alergi. Bahkan jika cukup yakin menderita alergi, melakukan tes adalah merupakan ide yang baik. Beberapa orang yang awalnya berasumsi bahwa mereka memiliki alergi terhadap hewan peliharaanya kenyataannya tidak. Ternyata mereka alergi terhadap serbuk sari atau jamur yang terbawa bulu hewan dari luar.
Meskipun tes alergi sangat membantu, namun tes tidak selalu meyakinkan. Jadi, jika memiliki hewan peliharaan baik kucing maupun anjing, bisa saja dokter meminta anda mencoba hidup tanpa mereka sementara waktu untuk melihat bagaimana perkembangan kondisi alergi. Untuk memahami gejala dengan baik, memang mungkin perlu waktu yang lama. Seringkali diperlukan waktu berbulan-bulan sebelum kondisi bulu anjing/kucing di rumah turun ke tingkat yang hampir seperti rumah tanpa mereka.
Mengobati Alergi
Alergi hewan peliharaaan dapat diobati dengan obat alergi standar. Dokter mungkin merekomendasikan:
Antihistamin, yang menghalangi efek bahan kimia yang memicu gejala alergi; mereka dijual bebas — seperti cetirizine (Zyrtec), diphenhydramine (Benadryl), fexofenadine (Allegra), dan loratadine (Claritin) — atau dengan resep dokter. Beberapa antihistamin seperti azelastine (Astelin) tersedia sebagai semprotan hidung.
Dekongestan, yang mengurangi pembengkakan di hidung dan meredakan hidung tersumbat; contohnya adalah Sudafed dan Allegra-D . yang dijual bebas
Steroid hidung, yang merupakan semprotan yang meredakan gejala alergi dengan menenangkan peradangan, adalah pengobatan lini pertama untuk alergi. Budesonide, fluticasone (Flonase), dan semprotan triamcinolone (Alergi Nasacort 24HR) tersedia tanpa resep, sementara yang lain tersedia dengan resep dokter.
Suntikan alergi adalah pilihan lain untuk orang dengan alergi. Namun belum tentu cocok untuk semua orang, dan pengobatan total bisa memakan waktu bertahun-tahun. Namun memang benar dapat membantu beberapa orang dengan alergi hewan peliharaan. Bicarakanlah tentang pro dan kontra masalah ini dengan dokter.
Lingkungan Anda dan Alergi Terhadap Hewan Peliharaan
Kebanyakan ahli alergi setuju bahwa meskipun pengobatan dapat membantu, cara terbaik untuk mengendalikan alergi hewan peliharaan adalah dengan menghindari kontak dengan mereka. Namun beberapa orang berpikir sedikit kontak dengan kucing atau anjing tidak masalah. Sudah jelas jika anda alergi, tidak ada tawar menawar, tidak boleh kontak! Berikut beberapa tipsnya:
Jaga Jarak. Jangan menyentuh, membelai, atau mencium anjing atau kucing. Sebisa mungkin, hindari pergi ke rumah yang ada anjing atau kucingnya. Jika anda harus tinggal di rumah dengan seekor anjing atau kucing, tanyakan apakah hewan peliharaannya itu dapat dijauhkan dari ruangan tempat anda akan tidur selama beberapa bulan sebelum kedatangan.
Gunakan Obat. Jika anda tahu bahwa akan segera berhubungan atau kontak dengan anjing/kucing, mulailah minum obat beberapa minggu sebelumnya. Dengan minum obat pencegahan, mungkin dapat menghentikan reaksi alergi sebelum dimulai.
Waspadalah Terhadap Tamu yang Memiliki Kucing atau Anjing. Bulu anjing/kucing dapat menempel pada pakaian dan barang bawaannya. Jadi, bahkan jika tamu anda meninggalkan peliharaannya di rumah, bisa saja bulunya terbawa — dan itu dapat menyebabkan banyak masalah bagi anda.
Tentu saja, beberapa saran di atas tidak akan banyak membantu jika sudah memiliki anjing/kucing di rumah. Meski begitu, masih ada hal-hal yang dapat dilakukan:
Bersihkan Dengan Teliti. Bulu mereka bisa kemana-mana. Jadi Anda perlu menyapu dan mengepel lantai, menyedot karpet, dan membersihkan furnitur secara rutin. Jika memungkinkan, dapatkan penyedot debu dengan filter HEPA. Filter vakum biasa tidak dapat menangkap alergen dan hanya mengirimnya kembali ke udara.
Membuat Rumah Lebih Mudah Dibersihkan. Singkirkan karpet dan tirai. Singkirkan furnitur yang berdebu dan penuh sesak. Mengurangi jumlah barang yang dapat menangkap debu dan bulu dapat membantu gejala alergi.
Saring Udara. Pemanas sentral dan AC dapat mendorong bulu ke setiap ruangan di rumah, bahkan ruangan yang tidak boleh dimasuki anjing atau kucing. Pembersih udara sentral — dengan filter pada ventilasi dapat membantu.
Jauhkan Hewan Peliharaan dari Kamar Tidur. Karena kita menghabiskan sepertiga dari setiap hari di kamar tidur, kuncinya adalah menjaganya sebebas mungkin dari bulu mereka. Pintu tertutup tidak akan sepenuhnya menutup alergen, tetapi itu akan sedikit membantu.
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Berkeliaran. Lindungi diri dengan membuat area lain di rumah yang bebas dari mereka. Tergantung pada iklim dan lingkungan sebenarnya, dapat juga dipertimbangkan untuk membiarkan anjing atau kucing di luar sebanyak mungkin.
Akankah memandikan anjing khususnya, memiliki efek pada gejala alergi? Para ahli tidak yakin; beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mandi mengurangi jumlah ketombe di udara, sementara yang lain tidak menemukan perbedaan. Anda pasti dapat mencoba mandi mingguan terhadap anjing dan melihat apa yang terjadi. Pastikan bahwa seseorang tanpa alergi anjing melakukan mandi yang benar.
Mungkin saja teknik ini membantu alergi terhadap anjing. Tetapi jika tidak, harus dipertimbangkan tindakan yang lebih drastis — seperti merelakan hewan peliharaan anda. Sulit untuk dilakukan, tetapi tentunya harus berpikir secara realistis. Tidak adil bagi orang-orang dengan alergi jika mereka tidak bisa berada di rumah mereka sendiri dengan bebas dari menahan pilek dan bersin tanpa henti. Alergi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan asma, yang merupakan penyakit serius.
Jadi, jika anda atau anggota keluarga memiliki alergi terhadap hewan peliharaan, bicarakan dengan dokter. Mengontrol gejala tidak hanya akan membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga membantu melindungi diri dari menjadi lebih sakit. [NoE]
(disadur bebas dari WebMD)
- Ketika Anda Alergi dan Intoleransi Terhadap Makanan
- Apakah Anda Alergi Terhadap Hewan Peliharaan?
- Bung Karno dan Hewan Peliharaannya
- Penemuan Terbesar Abad Ini dari Tapanuli: Orangutan Berambut Keriting
- Misteri Si Pemalu Cenderawasih di Habitat Aslinya