Ilustrasi/tribratanews

Koran Sulindo – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan serangkaian penangkapan terhadap terduga teroris di beberapa lokasi pada pekan lalu. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan langkah tersebut merupakan serangan pencegahan (preemtive strike), agar kelompok teroris tidak melakukan aksi pada Natal dan Tahun Baru.

“Belum ada rencana serangan itu, tapi biasa kita lakukan langkah-langkah namanya preemptive strike, jadi kita mendahului, kelompok yang kita anggap potensial untuk ada kegiatan aksi,” kata Tito di Mabes Polri, Senin (11/12).

Langkah proaktif yang dilakukan Densus yakni menangkap satu terduga teroris di Malaysia. Mantan Kepala BNPT itu tidak menyebut inisial tersangka yang diduga terlibat bom panci di Bandung, Jawa Barat. Selain itu juga dilakukan penangkapan lima orang di Kalimantan Barat pada Sabtu (9/12) kemarin.

“Kita tangkap di Kalbar yang terkait jaringan Malaysia, tapi kita sudah sharing info antara Indonesia dan Malaysia. Sekali lagi tidak ada rencana aksi yang kita dengar teror, tapi yang kita lakukan langkah biasa, langkah pro aktif duluan,” katanya.

Selain di Malaysia dan Kalbar, Densus juga menangkap 12 terduga teroris di Sumatera Selatan pada Minggu (10/12) dan Senin (11/12) dini hari.

“Betul ada 12 orang dan masih dalam pemeriksaan, apakah bisa jadi tersangka atau tidak,” kata Kapolda Sumsel, Irjen Zulkarnain Adinegara lewat pesan singkat, Senin (11/12).

Sehari sebelumnya, Densus juga melakukan penangkapan tiga di Sidoarjo, Malang dan Surabaya. Ketiga orang yang ditangkap berinisial PD, MM dan KR. Ketiganya merupakan Foreign Terrorist Fighters (FTF) ISIS di Suriah.

“Operasi penegakan hukum ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap aksi teror yang direncanakan oleh jaringan teror mengingat adanya kejadian-kejadian teror di beberapa negara,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Kombes M Iqbal. [YMA]