Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mendapat reaksi keras ketika berbicara kepada Parlemen Uni Eropa. Reaksi itu muncul ketika ia memperingatkan tentang meningkatnya ancaman terhadap demokrasi. Beberapa anggota parlemen menuduh PM Kanada itu bertindak seperti seorang diktator dalam menanggapi protes menentang wajib vaksin di negerinya.
Trudeau dituduh melanggar hak-hak sipil ketika menangani aksi protes yang menduduki Ottawa selama hampir sebulan itu.
Sebelumnya, pada Februari lalu Trudeau memberlakukan Undang-undang darurat untuk pertama kalinya dalam sejarah Kanada, aturan itu memberikan polisi dan otoritas lain wewenang luar biasa untuk menindak aksi protes.
Usai pidato PK Kanada, beberapa anggota Parlemen Eropa yang menghadiri pidato Trudeau di Brussels, ibu kota Belgia, sempat memberikan tepuk tangan kepada Trudeau.
Kemudian setelah pidato Trudeau, beberapa dari 705 anggota majelis terpilih yang berasal dari 27 negara di Uni Eropa diundang untuk menanggapi pernyataan Trudeau. Sebagian anggota parlemen menyambut tetapi sebagian lainnya menggunakan kesempatan itu untuk menyerang perdana menteri.
Anggota parlemen Eropa menggambarkan Trudeau sebagai seseorang yang “menginjak-injak” hak asasi manusia dan kebebasan. Anggota parlemen dari Kroasia, Mislav Kolakuši mengatakan Kanada pernah membela hak-hak sipil tetapi sekarang tampak lebih seperti “kediktatoran dari jenis yang terburuk.”
“Di bawah sepatu bot liberal Anda dalam beberapa bulan terakhir,” kata Kolakuši, “kami menyaksikan bagaimana Anda menginjak-injak wanita dengan kuda, bagaimana Anda memblokir rekening bank orang tua tunggal sehingga mereka bahkan tidak dapat membayar pendidikan dan pengobatan anak-anak mereka, bahwa mereka tidak dapat membayar utilitas, hipotek untuk rumah mereka.”
Pada 20 Februari, pengawas polisi Ontario, mengadakan penyelidikan setelah seorang wanita berusia 49 tahun dilaporkan terluka parah oleh petugas Polisi berkuda Toronto ketika polisi membubarkan aksi di pusat kota Ottawa.
“Tuan Trudeau, Anda memalukan bagi demokrasi mana pun,” kata anggota parlemen Jerman Christine Anderson.
Anderson kemudian menuduh Trudeau melakukan pelanggaran hak-hak sipil selama protes konvoi pengemudi truk, menyebutnya seorang diktator yang memperlakukan warga sebagai “teroris.”
Parlemen Eropa adalah salah satu dari tujuh lembaga Uni Eropa. Meskipun disebut parlemen, itu lebih mirip dewan kota atau Majelis Umum PBB.
Majelis itu duduk di dua kota: Strasbourg, Prancis dan Brussel Belgia. Parlemen Eropa tidak memiliki perdana menteri. Orang yang menyandang gelar “presiden” di Parlemen Eropa sama sekali bukan kepala pemerintahan.
Parlemen Eropa juga tidak terbagi menjadi kubu pemerintah dan oposisi, sehingga tidak ada menteri kabinet atau yang setara duduk di majelis.
Tidak seperti parlemen sebuah negara, Parlemen Eropa tidak dapat mengusulkan undang-undang. Tugas itu dimandatkan pada Komisi Eropa, yaitu eksekutif Uni Eropa yang ditunjuk sebagai kabinet dan bertindak atas nama anggota terpilih. [PAR]