Amankah Mengonsumsi Telur Setengah Matang? Simak Penjelasannya!

sumber foto : Nibble.id

Rasa lezat telur setengah matang sering kali menggoda. Terlebih lagi apabila disajikan bersama mie instan. Banyak pemintat telur setengah matang baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Meskipun demikian, telur yang dimasak setengah matang memiliki risiko terkontaminasi oleh bakteri seperti Salmonella, yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Oleh karena itu, memahami cara mengolah telur setengah matang dengan aman adalah suatu keharusan, memungkinkan kita untuk menikmatinya tanpa khawatir akan dampak negatif terhadap kesehatan.

Telur setengah matang dapat dikenali dari keadaan kuning telur yang masih cair. Proses memasaknya melalui rebusan selama 7 menit dianggap sebagai metode yang tepat. Mengonsumsi telur setengah matang atau makanan mentah lainnya meningkatkan risiko terinfeksi oleh bakteri Salmonella. Bakteri ini dapat terdapat pada bagian luar atau dalam telur tanpa mengubah karakteristik telur tersebut.

Infeksi bakteri Salmonella akibat mengonsumsi telur setengah matang dapat menimbulkan keluhan atau gejala berupa mual, muntah, demam, sakit kepala, kram perut, diare, hingga buang air besar berdarah. Gejala ini dapat berlangsung selama sekitar 4–7 hari atau bahkan lebih. Infeksi bakteri Salmonella juga dapat menyebabkan demam tifoid atau tifus.

Selain itu, ada beberapa kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan serius saat terinfeksi bakteri Salmonella pada telur setengah matang, seperti ibu hamil, bayi dan balita, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika sebagian orang bisa sembuh dalam waktu singkat, beberapa kelompok rentan di atas dapat sembuh lebih lama dan memiliki gejala yang lebih parah saat terinfeksi bakteri Salmonella.
Mencegah infeksi bakteri Salmonella sebenarnya dapat dilakukan dengan vaksinasi pada ayam, sehingga telur yang dihasilkan dapat diolah setengah matang tanpa khawatir. Namun, karena tidak dapat dipastikan apakah ayam tersebut divaksin, sebaiknya telur dimasak hingga matang.

Selain itu, beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari infeksi bakteri Salmonella adalah dengan memilih telur yang terpasteurisasi, menyimpan telur dalam kondisi dingin, dan menjaga kebersihan saat mengolah telur. Meskipun banyak yang menyukai telur setengah matang, mengonsumsi telur matang lebih disarankan untuk mencegah risiko infeksi bakteri Salmonella. Berbagai cara pengolahan, seperti merebus, dapat digunakan untuk memastikan keamanan dan nutrisi yang maksimal. Jika terjadi gejala keracunan makanan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. [UN]