Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo akhirnya menerima kunjungan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3) ini. Presiden Jokowi langsung mengajak SBY makan siang bersama, dilanjutkan minum teh di beranda belakang istana.
“Seperti yang sudah sering saya sampaikan, bolak balik kan sudah saya sampaikan bahwa saya akan mengatur waktu untuk beliau, Pak SBY. Hari ini alhamdulillah beliau pas juga ada waktu, saya juga ada, artinya kita janjian dan ketemu,” kata Jokowi, seperti dikutip situs setkab.go.id.
Menurut Jokowi, budaya estafet kepemimpinan adalah tradisi yang baik.
“Jangan sampai kita memulai terus dari awal, memulai terus dari awal. Itu yang harus ditradisikan,” kata Jokowi.
Tabayyun
Sementara SBY bersyukur dan bergembira karena hari ini Jokowi bisa menyediakan waktu bertemu dirinya. Karena sudah lama tidak bertemu, SBY kawatir mungkin saja ada informasi-informasi yang tidak sepatutnya didengar Presiden Jokowi atau pun dirinya sendiri.
“Tadi suasananya baik sekali karena dapat dijadikan sebagai ajang tabayyun. Seperti yang saya duga, beliau tetap percaya bahwa seorang SBY itu juga ingin berbuat yang terbaik untuk negara ini, untuk pemerintahan beliau,” katanya.
Menurut SBY pertemuan itu sebetulnya sudah digagas dan dirancang cukup lama.
Dalam pertemuan itu, SBY mendengarkan penjelasan Jokowi mengenai apa saja yang menjadi agenda pemerintah, agenda nasional.
“Komitmen beliau sama lah dengan komitmen saya, komitmen para mantan Presiden, ingin membangun negara dan ingin negara kita makin ke depan makin baik,” katanya.
Dalam pandangan Presiden RI dua periode (2004-2014) itu, Presiden Jokowi ingin betul membangun negeri ini.
“Kalau seloroh saya, Presiden ini hidupnya tidak tenang, kiri salah kanan salah, maju kena mundur kena. Itu saya sampaikan kepada beliau, saya alami juga dulu ketika 10 tahun memimpin Indonesia. Tapi saya tahu beliau akan tegar terus menghadapi berbagai ujian sejarah ini,” kata SBY.
Setelah bertemu, SBY berharap tidak ada lagi miskomunikasi antara dirinya dengan jajaran pemerintah.
“Saya senang sekali, saya bisa menjelaskan, beliau mendengar dengan seksama. Saya juga bisa mendengar dari beliau. Alhamdulillah ini awal yang baik, karena tidak baik kalau ada miskomunikasi, misinformasi di antara beliau dengan saya, ataupun di antara kami-kami lah yang pernah memimpin negara,” kata SBY. [DAS]