Ilustrasi/EPA-Mast Irham
Ilustrasi/EPA-Mast Irham

Koran Sulindo – Dalam beberapa tahun terakhir ini kenaikan jumlah bencana alam meningkat, untuk itu sektor mitigasi bencana harus diperhatikan dan diterapkan.

Adanya peningkatan ancaman bencana alam itu karena La Nina tahun ini. Selain itu, juga naiknya intensitas gempa bumi di Indonesia. Mitigasi serta peringatan dini gempa bumi dan tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem merupakan hal yang mendesak untuk dipersiapkan dan diperkuat.

“Masalah dan celah antara pusat dan daerah harus segera diidentifikasi untuk meningkatkan efektivitas dalam mewujudkan zero victims,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan dalam rapat koordinasi nasional bersama sejumlah elemen pemerintahan pusat dan daerah, Rabu (7/10).

Fenomena La Nina moderate diprediksi akan menyebabkan peningkatan curah hujan mulai bulan Oktober sampai November. Itu akan berdampak di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Sumatera.

Berdasarkan catatan BMKG menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sekitar 20—40 persen di atas normal.

Sementara kejadian gempa bumi, kata Dwikorita, berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG sejak 2017 telah terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia dalam jumlah maupun kekuatannya.

Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000—6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari lima SR sekitar 200-an.

Tetapi setelah 2017 jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan pada tahun 2018 tercatat 11.920 kali, kemudian pada tahun 2019 sebanyak 11.588 kejadian gempa.

“Mari dirumuskan bersama alternatif solusi daripermasalahan yang nanti akan teridentifikasi dan pada akhirnya akan dirumuskan rencana aksi bersama untuk mewujudkan zero victims dalam menghadapi multibencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami,” ucap Dwikorita.

Menanggapi temuan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk bersinergi dalam merespons informasi potensi bencana yang disampaikan oleh BMKG.

“Tolong ini disikapi secara serius. Semua pimpinan kementerian dan lembaga, gubernur, bupati wajib meningkatkan kewaspadaan, apalagi kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Mohon bapak ibu pimpinan, para kepala daerah untuk betul-betul bersinergi. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama,” kata Luhut yang turut hadir dalam rapat virtual itu. [WIS]