Kapolri Jenderal Tito Karnavian/tribratanews

Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menduga terdapat muatan politik dalam 2 peristiwa penembakan pesawat terbang berpenumpang 15 anggota Brimob di Papua. Menurut Kapolri, pada Pilkada di Papua kali ini terdapat kelompok kriminal bersenjata yang melakukan intimidasi masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah.

Sebelumnya, Tito pernah menjadi Kapolda Papua.

Kelompok penyerang ini kerap dimanfaatkan atau memanfaatkan dalam situasi pilkada.

“Ada kecenderungan kelompok tertentu memanfaatkan kelompok ini supaya pasukan tidak maksimal, supaya mereka melakukan intimidasi kepada masyarakat untuk memilih pasangan tertentu,” kata Tito, di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Saat menjabat Kapolda Papua pada 2013 silam, kelompok bersenjata ini kerap dimanfaatkan dalam rangka kepentingan politik. Menurut Tito, pilkada di Kabupaten Puncak Jaya waktu itu harus ditunda selama 4 tahun.

“Kita lakukan dialog sambil penegakan hukum akhirnya berjalan,” katanya.

Kapolri belum mengetahui kelompok politik mana yang berusaha memanfaatkan kelompok kriminal bersenjata tersebut.

“Belum tahu. kita tangkap dulu,” ujarnya.

Pesawat itu membawa pasukan Brimob yang ditugaskan membantu pengamanan Pilkada.

Tito menegaskan tidak akan mundur dan akan kembali mengirimkan pasukan.

“Kita tidak akan mundur, tetap kirim pasukan, kalau kurang kita tambah lagi dalam rangka menjamin proses demokrasi berjalan tanpa intimidasi,” kata Kapolri.

Sementara itu Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan pelaku penembakan pesawat Twin Otter trigana carteran Satuan Brimob di Bandara Kenenyam, Nduga Papua pada Senin (25/6/2018) adalah kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Namun Aidi belum menyimpulkan keterkaitan Pilkada dalam penyerangan tersebut.

“Kami belum bisa menghubungkan dengan Pilkada, tapi mereka adalah separatis yang ingin menunjukkan eksistensinya,” katanya.

Pesawat tersebut merupakan pesawat twin Oterr yang muatannya maksimal 17 orang, dengan 15 penumpang dan dua kru.

“Tidak mengangkut logistik, hanya personel,” katanya.

Aidi melaporkan kelompok tersebut menembak Pesawat Trigana Air jenis Twin Otter yang berangkat dari Wamena menuju Keneyam dan mengakibatkan Pilot Ahmad Abdillah Kamil (27), terkena serpihan peluru di bagian bahu dan kepala bagian belakang.

“Pesawat Trigana Air Twin Otter yang diawaki oleh Pilot Ahmad Abdillah Kamil dan Copilot Lenius Wonda dengan membawa anggota Sat Brimob sebanyak 15 orang yang akan bertugas melaksanakan pengamanan Pilkada di Kenyam Kabupaten Nduga, ditembaki beberapa kali saat tepat landing di bandara Keneyam,” kata Aidi.

Setelah melakukan penembakan dan dikejar oleh aparat, kelompok separatis melarikan diri dan mereka menembak dan membacok masyarakat di sekitar bandara. Dari peristiwa tersebut, mengakibatkan 3 orang meninggal dunia dan seorang lagi harus dirawat.

Yang meninggal dunia adalah Hendrik Sattu kola berprofesi pedagang, Margareta Polli tertembak dan kena bacok kepala, serta Zaenal Abidin tertembak rusuk kiri. Dan yang luka adalah Arjuna Kola anak dari pasangan Hendrik dan Margareta Polli akibat terkena bacok kepala saat ini sedang di rawat di Puskesmas Nduga.

“Situasi Bandara saat ini terkendali diamankan oleh Satuan pengaman TNI dari Yonif 755/Yalet gabungan dengan pihak kepolisian,” kata Aidi.

Dua penembakan pesawat dalam tiga hari

Sebelumnya, pada Jumat (22/6/2018) juga terjadi penembakan terhadap pesawat di Bandara Keneyam, Nduga, Papua. Sebuah pesawat Dimonim yang terbang dari Timika, saat hendak mendarat langsung diberondong peluru oleh kelompok separatis tersebut.

Pesawat yang membawa 16 orang dan satu anggota polisi serta tiga kru, mengalami kebocoran pada bagian depan dan pergelangan kaki kanan Co Pilot terkena serpihan peluru. [YMA]