Masyarakat adat Baka di Kamerun [Foto: independent.co.uk]

Koran Sulindo – World Wildlife Fund (WWF) menghadapi tuduhan serius dari Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Organisasi nirlaba ini dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap masyarakat adat Baka Kamerun.

Independent.co.uk menyebutkan laporan tersebut berasal dari Survival International (SI) yang menyebutkan WWF melalui pasukan anti-perburuan atau “ecoguards” memukuli masyarakat adat Baka menggunakan senjata tajam semacam parang. Selain melakukan kekerasan fisik, mereka juga rasis terhadap masyarakat adat Baka.

Pasukan anti-perburuan memiliki tugas melindungi spesies yang terancam punah. Pasukan itu disebut mendapat pasokan logistik dari WWF. Beberapa orang masyarakat adat Baka dipukuli dengan parang.

Pemerintah Swiss sedang menyelidiki tuduhan kepada WWF itu. Laporan OECD di Swiss menyebutkan WWF International bersama pemerintah Kamerun menetapkan sebuah kawasan yang selama ini didiami orang Baka menjadi hutan lindung. Akibatnya, masyarakat adat Baka terpaksa terusir dari kawasan tersebut.

Rencananya pemerintah Swiss saat ini akan mempertemukan WWF dan SI untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut. Apa yang dilakukan OECD kali ini adalah hal baru. Karena, umumnya mereka mengadukan perusahaan-perusahaan multinasional bukan lembaga nirlaba semacam WWF.

Sementara itu, laporan theguardian.com menyebutkan SI yang berkampanye untuk hak-hak masyarakat adat tahun lalu mengajukan keberatan ratusan halaman secara resmi tentang WWF ke OECD di Swiss. Lembaga tersebut menghalangi masyarakat adat Baka untuk kembali ke tanah ulayatnya yang sudah ditetapkan menjadi kawasan hutan lindung.

“Kerja WWF telah menyebabkan puluhan orang masyarakat adat Basin, Kongo terluka. Tentu ini tidak baik untuk mengatasi masalah lingkungan yang menyebabkan ribuan masyarakat adat teraniaya. Ini harus berubah,” kata Direktur SI Stephen Corry seperti dikutip independent.co.uk pada pekan lalu.

“WWF harus memastikan skema mereka sesuai standar PBB dan OECD,” katanya.

Dugaan kekerasan WWF terhadap masyarakat adat Baka telah merentang panjang sejak 2001. Bahkan tahun 2008 hingga 2009 beberapa orang Baka disiksa di sebuah pangkalan WWF, dekat Ngatto Ancien. Satu orang dinyatakan tewas.

Dalam kesempatan yang lain, pasukan anti-perburuan menyerang anak-anak dan seorang ibu tua menggunakan senjata tajam.

WWF tentu saja membantah tuduhan serius yang dilemparkan SI itu. Apalagi WWF mengaku telah bekerja bertahun-tahun dan selalu memverifikasi setiap tuduhan pelanggaran serta telah pula mengambil keputusan yang tepat termasuk melaporkannya kepada piha aparat keamanan.

WWF berkomitmen menjaga hutan lindung yang memberi dampak positif bagi setiap orang. Lebih dari dua dekade WWF mendedikasikan diri untuk mencari jalan keluar jangka panjang melindungi hutan dan satwa langka untuk masyarakat adat Baka di Kamerun. WWF juga tetap menghormati hak-hak masyarakat adat Baka dan telah bekerja sama bertahun-tahun lamanya.

Karena itu, pelapor khusus PBB pun mengganjar WWF dengan penghargaan sebagai lembaga swadaya masyarakat lingkungan terbaik di Kamerun. Akan tetapi, WWf mengakui harus ada upaya serius untuk memperbaiki kehidupan masyarakat adat Baka. [KRG]