Neoliberalisme disebut gagal karena menciptakan ketimpangan dan krisis kemanusiaan [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Neoliberalisme telah gagal. Demikian laporan resmi Dana Moneter Internasional (IMF) pada pertengahan tahun lalu. Pasalnya, paham ekonomi tersebut hanya memberikan kekayaan untuk satu persen dari total penduduk dunia.

Alih-alih menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi, faktanya neoliberalisme hanya menciptakan ketimpangan. Itulah inti dari laporan IMF yang berjudul, “Neoliberalism: Oversold?” Laporan itu diharapkan sebagai tanda-tanda akhir dari ideologi ini.

Aktivis sosial dan penulis ternama Kanada, Naomi Klein turut menanggapi laporan IMF itu. Lewat cuitan di akun Twitter-nya, ia mengatakan, “Jadi semua para miliuner itu akan mengembalikan kekayaan mereka kan?”

Laporan IMF itu menyerang “jantung” pertahanan neoliberalisme karena menciptakan jutaan orang menjadi miskin. Mereka disebut sebagai korban dari neoliberalisme. Tak ada kesetaraan dan pemerataan kemakmuran. Yang ada hanya ketimpangan. Dan itu justru menghambat pertumbuhan.

Alhasil, laporan tersebut meminta agar para pengambil kebijakan untuk lebih terbuka dalam memeratakan pertumbuhan. Laporan itu menjadi penting karena mencatat sejarah neoliberalisme berserta dampak yang diciptakannya.

IMF karena itu menyimpulkan neoliberalisme telah gagal. Ia akan tetapi bekerja sangat baik untuk memberikan kekayaan kepada segelintir orang. Jumlahnya hanya satu persen secara global. Sebuah tujuan dan niat IMF serta Bank Dunia sejak awal.

Sementara itu sebuah tulisan berjudul Unless It Changes, Capitalism Will Starve Humanity By 2050 yang dimuat Forbes pada tahun lalu, jika tidak ada perubahan, maka kapitalisme akan menciptakan krisis kemanusiaan dan kelaparan pada 2050. Sistem itu hanya memberikan kekayaan pada segelintir orang, tapi gagal meningkatkan kesejahteraan umat manusia secara global.

Dengan demikian, kepunahan spesies akan meningkat 1.000 kali lebih cepat dari sebelumnya. Berdasarkan Pusat Kesehatan dan Lingkungan Global, Harvard Medical School tingkat kepunahan spesies akan terjadi dalam waktu 65 juta tahun.

Di Amerika Serikat (AS) 15 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Kemudian, sejak 2000, sekitar enam juta hektare hutan primer hilang setiap tahun. Padahal, total luas hutan primer berdasarkan data PBB hanya sekitar 15 juta hektare. Lalu, populasi secara global akan mencapai 10 miliar orang pada 2050.

Kendati fakta itu terpampang jelas di depan mata, kapitalisme sejatinya hanya berkomitmen mengejar keuntungan maksimal tanpa peduli akan kerusakan bumi yang kian parah dan mengancam kehidupan manusia. Maka, perlu membangun sistem baru yang bisa menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan kehidupan manusia.

Jika tidak, maka nampaknya akan sulit mempertahankan kehidupan umat manusia, karena kapitalisme lewat neoliberalisme akan terus menguras sumber daya dunia. [KRG]