Koran Sulindo – Bahkan di zaman sekarang masih ada praktik perbudakan. Itu sebabnya ada Gerakan Melawan Perbudakan Modern, deklarasinya dilakukan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada pertengahan Maret lalu.
Yang menjadi juru bicara gerakan tersebut adalah penyanyi dan artis peran Maudy Ayunda. Di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan orang-orang yang hadir pada acara deklarasi tersebut, Maudy mengatakan isu perbudakan modern merupakan isu yang perlu diangkat ke permukaan.
Perempuan berusia 22 tahun lalu dan lahir di Jakarta itu pun mengungkapkan data statistik, yang dilansir dari Laporan Indeks Perbudakan Global Tahun 2016. “Ada 736.100 warga Indonesia yang terjerat perbudakan, 40 persen di antaranya generasi muda dan berusia di bawah 17 tahun. Karena itu, ini masalah yang sangat relevan,” kata pemilik nama asli Ayunda Faza Maudya itu. Menurut dia, yang masuk ke dalam kategori perbudakan modern adalah praktik-praktik yang terlampau menekan pekerja dan juga yang mengabaikan hak-hak pekerja.
Ia pun mengaku senang, karena banyak tokoh lintas agama yang mendukung gerakan tersebut. Karena, katanya, dukungan dari para tokoh tersebut meneguhkan keberagaman bangsa Indonesia yang bersatu dalam melawan perbudakan. “Gerakan ini sangat menginspirasi,” tuturnya.
Selain sebagai juru bicara, Maudy secara pribadi juga berjanji akan memanfaatkan posisinya sebagai pekerja kreatif untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan melawan perbudakan. Karena, menurut dia, menyuarakan hak asasi manusia merupakan bagian dari kewajiban seorang pekerja seni. [RAF]