Koran Sulindo – Kisah Wiro Sableng karya almarhum Bastian Tito akan digarap produsen Holywood, Fox Internasional Productions dan Lifelike Pictures Indonesia. Film ini kelak berjudul “212 Warrior”.
Mereka mengumumkan kesepakatan kerjasama tersebut, di Jakarta, Kamis (9/2) lalu. Fox diwakili Tomas Jegeus dan Michael Werner (produser eksekutif) sedang Lifelike oleh Shelia Timothy sebagai produser.
Wiro Sableng adalah karakter fiksi dan tokoh utama cerita silat Indonesia berdasarkan buku Wiro Sableng Kapak Maut Naga Geni 212 karya Bastian Tito. Serial ini merupakan yang terpanjang dan terlama di Indonesia, terdiri atas 185 judul dan dibuat selama rentang waktu 39 tahun, dari 1967 hingga 2006.
Bastian Tito adalah ayah aktor Vino G. Bastian. Dan memang Vino ditunjuk sebagai pemeran Wiro. Vino bangga bisa mewakili pewaris kisah pendekar nyentrik dan urakan itu.
“Saya terharu, sejak ayah sayamenulis buku ini, ini titik pertama kali film Wiro Sableng mau dibuat dengan restu keluarga. Ini kehormatan besar bagi saya. Wiro Sableng harus kembali hadir, untuk generasi sekarang. Bahwa di Indonesia ada legenda silat yang harus dilestarikan,”ujar Vino.
Keluarga Bastian Tito berpesan harus menjaga sisi original, namun tetap mengikuti perkembangan teknologi.
”Saya ingin dinilai sebagai aktor, jangan dinilai sebagai anak Bastian Tito,”ungkap Vino.
Nama lain yang terlibat di antaranya Sherina Munaf dan Marsha Timothy.
”Film ini membuat saya tertarik sekali dan membuat saya percaya kami bisa eksplor secara maksimal sehingga menghasilkan kualitas akting yang memang diharapkan,” kata Sherina.
Skenario film ini dikerjakan Sheila Timothy, Tumpal Tampubolon, dan Seno Gumira Ajidarma. Sementara Yayan Ruhiyan, pemeran Mad Dog di film The Raid, Yakuza, Apocalipse dan Star wars 7, bertanggungjawab dalam koreografi.
Sutradara dipercayakan kepada Angga Dwimas Sasongko
Produser Lifelike Pictures, Sheila Timothy, yang tak lain kakak kandung Marsha Timothy, mengatakan sepakat membuat film Wiro Sableng yang komersial tanpa menghilangkan sedikitpun kekhasan cerita dan karakter tokohnya.
”Tetap merujuk pada buku, karenaWiro Sableng bukan milik keluarga tapi sudah menjadi legenda Indonesia. Penggemarnya besar sekali dan mereka militan,”kata wanita yang akrab disapa Lala ini.
Presiden Fox, Tomas Jegeus, senang dengan keterlibatan dirinya dalam produksi film ini.
”Kami merasa terhormat bisa bekerja sama memproduksi film, mereka begitu menginspirasi kami,”ujar Jegeus.
Dalam kerja sama film Wiro Sableng 212 akan terlebih dahulu tayang di Indonesia, setelah itu baru didistribusikan ke negara lain. Ini adalah kali pertama Fox melakukan kerjasama dengan rumah produksi Indonesia. Sebelumnya mereka sudah melakukan kerja sama serupa dengan Korea Selatan, dalam pembuatan film The Wailing dan The Yellow Sea arahan sutradara Na Hong Jin yang menjadi box office selama 2016 di Korsel.
Film Wiro Sableng ini bergenre action comedy dan diperkirakan menelan biaya sekitar 2 juta dolar AS (sekitar Rp 26 miliar). Diharapkan produksi selesai 2017 dan rilis di bioskop pada 2018. [Didang P. Sasmita]