Megawati Soekarnoputri. Foto: Irwansyah

Koran Sulindo – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan rencana demonstrasi pada 4 November nanti tidak mencerminkan Indonesia damai seperti yang diajarkan ayahnya, Presiden RI pertama Sukarno. Indonesia disebutnya negara yang sangat toleran. Kelompok yang satu mengayomi kelompok lainnya. Saling mencintai. Sunda, Jawa, Cina, Arab, semua sama. Berbeda-beda tapi satu jua, Bhineka Tunggal Ika.

“Kalau tanggal 4 November itu yang dikatakan, maaf akan jihad segala begini, akan memasukkan orang yang akan bertindak kekerasan. Ini pemerintah Republik Indonesia tidak bisa diinjak begitu saja,” kata Megawati, saat memberikan sambutan dalam Pelatihan Mubaligh Kebangsaan dengan tema ‘Meneguhkan Islam Rahmah: Islam Nusantara Berkemajuan untuk Indonesia Raya’ yang diselenggarakan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (31/10).

Megawati juga menyinggung pelaksanaan pemilu yang sudah berlangsung sejak 1955, karena itu jangan sampai Pilkada pada 2017 akan memecah belah hanya karena perbedaan-perbedaan.

“Dari tahun 55 pemilu itu, jangan lupa. Loh, kok karena satu orang, ributnya setengah jagat. Kita kan memilih orang yang baik, yang bisa mengelola pemerintahan ini dengan baik,” kata Megawati.

Agama Islam dikatakannya masuk ke Indonesia dengan kedamaian, sukacita, dan tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Karena itu, sebagai muslim, masyarakat diimbau mengayomi dan memberikan rasa nyaman kepada sesama.

“Nanti dikira saya membela Ahok. Saya membela negara RI, yang saya cintai,” kata Megawati,

Demonstrasi disebutnya adalah hak politik setiap warga negara yang ingin menyampaikan aspirasinya. Namun Presiden RI ke-5 itu meminta para demonstran tidak berbuat onar.

Megawati kemudian mencontohkan konflik yang terjadi di Maluku dan Papua pada masa pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid. Masyarakat di sana konflik karena saling mengatakan agama yang mereka anut adalah agama yang terbaik.

Mengenai rencana unjuk rasa itu, Megawati mengaku khawatir bakal seperti di Timur Tengah, meluas jadi persoalan negara, bukan lagi hanya Jakarta.

“Jangan membesar-besarkan persoalan,” kata Megawati.

Megawati mengharapkan seluruh dai dari Bamusi menyampaikan materi-materi yang meneduhkan, berpegang pada Al Quran yang benar, mengabarkan Islam yang ramah, dan tidak menyulut perpecahan.

Bamusi adalah organisasi sayap bentukan PDI Perjuangan.

Acara tersebut juga dihadiri calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, politisi PDI Perjuangan Hamka Haq, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, Sekretaris Umum Pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. [CHA/DAS]