Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga akhir tahun ini.
“Saya pastikan sampai akhir tahun tidak ada impor,” kata Presiden Jokowi, saat ditanya target swasembada pangan khususnya beras, usai melakukan panen raya bersama di Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (29/10).
Saat ini stok beras nasional kurang lebih 2 juta ton. Sementara tahun lalu, sekitar September-Oktober, stok nasional hanya sekitar 1 juta ton.
Pasokan beras sebanyak itu memenuhi kecukupan pangan nasional hingga Mei 2017.
“Peningkatannya memang sangat drastis sekali. Yang pertama, tahun ini memang, air melimpah. Yang kedua, saya kira memang penggunaan-penggunaan benih-benih unggul ini memberikan hasil yang baik,” kata Jokowi.
Presiden mengatakan datang ke lokasi persawahan di Boyolali untuk melihat hasil dari padi varietas INPARI 32 yang diuji coba di 100 hektar lahan persawahan. Jika biasanya rata-rata panen menghasilkan 5-5,5 ton/hektar, dengan beras INPARI 32 ini dapat mencapai 10-11 ton/hektar.
Setelah ujicoba ini, penanaman varietas baru itu akan diperluas dan dilipatkan. Diharapkan produksi beras nasional bisa meningkat tajam.
Kunjungan Presiden itu dalam rangkaian Hari Pangan Sedunia ke-36 yang digelar di Boyolali pada 28-30 Oktober. Dalam even ini dipamerkan Jagung Hibrida Tongkol 2 Prolifik serta teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super sebagai produk unggulan baru. Acara ini resmi dinaungi Food and Agriculture (FAO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.
Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tahun pada 16 Oktober, tanggal ketika Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) didirikan pada 1945. Hari Pangan Sedunia digagas negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 November 1979. Menteri Pertanian dan Pangan Hungaria, Dr. Pal Romany, mengusulkan ide perayaan itu, demi meningkatkan kepedulian pada problem kemiskinan dan kelaparan. [setkab.go.id/DAS]