Ozzy Osbourne tampil pada 5 Juli di konser "Back to the Beginning" di Birmingham, Inggris. (Foto: NBC News)

Dunia musik kembali berduka. Ozzy Osbourne, vokalis legendaris Black Sabbath, meninggal dunia pada Selasa (22/7) di usia 76 tahun. Kabar kepergian ikon musik heavy metal ini diumumkan secara resmi oleh keluarganya melalui pernyataan yang dilansir The Independent.

“Dengan kesedihan yang tak terlukiskan, kami harus mengumumkan bahwa Ozzy Osbourne tercinta telah meninggal dunia pagi ini,” tulis keluarga Osbourne dalam pernyataan tersebut.

Ozzy meninggal setelah berjuang melawan penyakit Parkinson, yang ia umumkan secara terbuka pada tahun 2020. Kabar ini mengejutkan sekaligus menggetarkan hati para penggemar di seluruh dunia yang telah mengikuti perjalanan kariernya selama lebih dari lima dekade.

Dari Masa Remaja Suram hingga Ikon Global

John Michael “Ozzy” Osbourne lahir di Birmingham, Inggris, pada 3 Desember 1948. Masa mudanya tidaklah mudah, diliputi kesulitan ekonomi dan lingkungan keras.

Namun, dari situ pula tumbuh semangat dan energi yang kemudian menjelma menjadi gaya musik keras dan lirik gelap, ciri khas yang melekat pada sosok Ozzy.

Sebagai vokalis Black Sabbath, Osbourne membentuk fondasi musik heavy metal bersama Tony Iommi, Geezer Butler, dan Bill Ward. Julukan “The Prince of Darkness” dan “Godfather of Heavy Metal” bukan sekadar gelar ia adalah figur sentral dalam perkembangan genre tersebut, memberikan warna suara dan nuansa yang tak tertandingi.

Meski sering menuai kontroversi karena gaya hidup liar dan perilaku eksentrik di atas maupun di luar panggung, Osbourne berhasil melakukan transformasi luar biasa.

Ia menjadi tokoh populer di awal 2000-an lewat reality show The Osbournes, yang memperlihatkan sisi unik dan penuh kasih dalam kehidupan keluarganya.

Lima Lagu Populer

Dari ratusan lagu yang ditinggalkan, lima di antaranya dikenang sebagai karya paling monumental, dengan tiga lagu berasal dari album ikonik Paranoid (1970) milik Black Sabbath.

Paranoid (1970)

Ditulis secara spontan untuk mengisi durasi album, Paranoid justru menjadi mahakarya heavy metal. Riff gitar cepat dan lirik yang menggambarkan depresi menjadikan lagu ini sebagai simbol keresahan jiwa muda. Tak heran, meski sudah keluar dari Black Sabbath pada 1979, Ozzy tetap membawakan lagu ini di setiap konser solonya.

War Pigs (1970)

Lagu protes anti-perang ini awalnya berjudul Walpurgis, merujuk pada festival pagan. Namun, atas saran label, judulnya diubah menjadi War Pigs. Dengan lirik penuh kritik terhadap politisi dan komandan militer, lagu ini menjadi representasi kemarahan generasi muda atas perang dan manipulasi kekuasaan.

Iron Man (1970)

Berangkat dari deskripsi Ozzy atas riff Tony Iommi yang terdengar seperti “orang besi raksasa yang sedang berjalan”, Iron Man bercerita tentang alienasi, penolakan, dan balas dendam. Lagu ini membuktikan bahwa musik metal bisa menjadi wadah untuk menyuarakan kegelisahan mental.

Crazy Train (1980)

Setelah hengkang dari Black Sabbath, Ozzy memulai karier solo yang juga cemerlang. Crazy Train menjadi pembuka album debut solonya, Blizzard of Ozz, dan langsung meledak di pasaran. Lagu ini memadukan kegilaan dunia dengan semangat pemberontakan, lengkap dengan solo gitar ikonik dari Randy Rhoads.

No More Tears (1991)

Salah satu karya paling dewasa dalam karier solonya, No More Tears menggabungkan kekuatan melodi dengan lirik introspektif. Lagu ini menunjukkan sisi lebih reflektif dari Ozzy, menjauhi kegilaan masa muda dan menghadirkan narasi yang menyentuh.

Ozzy Osbourne telah pergi, namun jejaknya akan terus hidup—dalam dentuman gitar, lirik-lirik kelam, hingga jeritan jutaan penonton yang meneriakkan namanya. Ia bukan hanya seorang musisi, tetapi sebuah fenomena budaya. Dari kegelapan, ia menciptakan terang bagi jutaan jiwa yang menemukan kekuatan dalam dentuman metal.

Kini, dunia heavy metal berkabung. Tetapi dalam duka ini, warisan Ozzy Osbourne justru semakin terang: bahwa keberanian menjadi diri sendiri, melampaui batas, dan jujur dalam ekspresi adalah kekuatan yang akan selalu abadi. Selamat jalan, Pangeran Kegelapan. Dunia akan selalu mengingatmu. [UN]