Manifesto Komunis menguraikan gagasan dan tujuan komunisme. Mempelajari buku ini sangat penting agar kita dapat memahami bahayanya terhadap dunia. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Pada tangal 21 Februari 1848, Karl Marx dan Friedrich Engels menerbitkan Manifesto Komunis (the Communist Manifesto) dalam bentuk pamflet di London. Sejak saat itu, dunia berubah.

Mereka menulis Manifesto Komunis karena berbagai alasan. Pertama, mereka perlu mengartikulasikan platform politik mereka saat itu, tetapi mereka juga menanggapi kondisi ekonomi dan sosial di Eropa pada abad ke-19.

Kedua, mereka ingin mengekspresikan platform inti Partai Komunis. Sebagai anggota Liga Keadilan (League of the Just), mereka telah meyakinkan organisasi tersebut untuk mengadopsi keyakinan mereka. Mereka menunjukkan bahwa platform mereka yang komunis berbeda dari berbagai bentuk sosialisme lainnya.

Liga Keadilan adalah perkumpulan rahasia yang sebagian besar terdiri dari pengrajin emigran Jerman yang tinggal di London. Tujuan perkumpulan ini adalah mereformasi masyarakat untuk mendorong kesetaraan yang lebih besar.

Dengan berpegang pada gagasan mereka dalam Manifesto Komunis, Marx dan Engels mengganti nama organisasi itu itu menjadi Liga Komunis dan berencana menyatukannya dengan komite pekerja Jerman lainnya di seluruh Eropa.

Apa isi Manifesto Komunis dan mengapa ideologi ini menjadi sangat fenomenal bahkan berbahaya? Berikut ini Koran Sulindo menyajikan pembahasannya.

Pendahuluan

Sebagai pendahuluan Manifesto Komunis, Marx dan Engels dengan dramatis mengatakan bahwa semua kekuatan dari Eropa Lama memandang komunisme sebagai momok dan berusaha mengusirnya.

Atas dasar ini, mereka menyatakan bahwa sudah saatnya kaum komunis mempublikasikan pandangan, tujuan, dan kecenderungan mereka secara terbuka di hadapan seluruh dunia untuk menanggapi kisah momok komunisme.

Bab Pertama

Manifesto Komunis terdiri atas empat bab. Bab pertama yang berjudul Borjuis dan Proletar (Bourgeois and Proletarians) membahas perjuangan kelas sosial dari zaman dulu.

Marx dan Engels menyebut bahwa ada dua kelas di masyarakat, yaitu borjuis dan proletar. Kaum borjuis telah ada pada masa Romawi Kuno, kemudian berkembang hingga ke zaman modern. Mereka mencapai kekuasaan negara dengan mengeksploitasi instrumen produksi dan relasi produksi, sehingga memicu Perdagangan Bebas.

Kemudian kaum borjuis mengubah orang-orang dengan posisi terhormat seperti dokter, pengacara, pendeta, penyair, dan ilmuwan menjadi pekerja upahan alias kaum proletar. Demi memperluas pasar dan meningkatkan kapital, kaum borjuis memaksa kaum proletar untuk bekerja lebih lama dengan gaji rendah. Pada saat yang sama, kaum proletar juga diperbudak oleh mesin.

Bab Kedua

Bab kedua, Proletar dan Komunis (Proletarians and Communists), membahas peran kaum komunis, yaitu mengedepankan kepentingan bersama seluruh proletariat dan mewakili kepentingan gerakan mereka secara keseluruhan.

Komunis bertujuan mengerahkan kelas proletar untuk menggulingkan supremasi borjuis dan kekuasaan politik. Dengan demikian, proletar dapat naik ke posisi penguasa dan memenangkan pertempuran demokrasi.

Untuk mencapai tujuan ini, Marx dan Engels merumuskan 10 langkah yang harus diambil:

1. Penghapusan kepemilikan tanah dan penerapan semua sewa tanah untuk kepentingan umum
2. Pajak penghasilan progresif atau bertahap yang besar
3. Penghapusan semua hak warisan
4. Penyitaan properti semua emigran dan pemberontak
5. Pemusatan kredit di tangan negara, melalui bank nasional dengan modal negara dan monopoli eksklusif
6. Pemusatan sarana komunikasi dan transportasi di tangan negara
7. Perluasan pabrik dan instrumen produksi milik negara; penanaman lahan terlantar, dan perbaikan tanah secara umum sesuai dengan rencana bersama
8. Kewajiban yang sama bagi semua orang untuk bekerja. Pembentukan angkatan bersenjata industri, terutama untuk pertanian
9. Penggabungan pertanian dengan industri manufaktur; penghapusan bertahap semua perbedaan antara kota dan desa dengan distribusi penduduk yang lebih merata di seluruh negeri
10. Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah umum. Penghapusan pekerja pabrik anak-anak dalam bentuknya saat ini. Penggabungan pendidikan dengan produksi industri, dll.

Selain itu, di bab ini Marx dan Engels mengkritik keras eksploitasi terhadap perempuan, khususnya melalui prostitusi.

Mereka juga beranggapan bahwa gagasan tentang kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani hanya memengaruhi persaingan bebas dalam bidang pengetahuan. Maka, komunis harus menghapus semua agama.

Bab Ketiga

Dalam bab ketiga, Sosialis dan Literatur Komunis (Socialist and Communist Literature), Marx dan Engels menyajikan tinjauan umum tentang tiga jenis kritik terhadap kaum borjuis, yaitu sosialisme reaksioner, sosialisme konservatif atau borjuis, dan sosialisme kritis-utopis atau komunisme.

Sosialisme reaksioner berusaha untuk kembali ke struktur feodal atau mempertahankan kondisi sebagaimana adanya. Tipe ini sebenarnya bertentangan dengan tujuan Partai Komunis.

Sosialisme konservatif atau borjuis berisi sebagian kaum borjuis yang ingin memperbaiki keluhan-keluhan sosial demi menjamin kelangsungan hidup masyarakat borjuis. Marx dan Engels menegaskan bahwa para ekonom, filantropis, aktivis kemanusiaan, mereka yang memperbaiki kondisi kelas pekerja, pengorganisasi amal, dan banyak “orang baik” lainnya menganut dan menghasilkan ideologi khusus ini, yang berupaya melakukan penyesuaian kecil pada sistem alih-alih mengubahnya. Orang-orang itu menginginkan sebuah kaum borjuis tanpa kaum proletar.

Terakhir, sosialisme kritis-utopis atau komunisme menyerang setiap prinsip masyarakat yang ada demi menghilangkan antagonisme kelas. Caranya adalah melakukan hal-hal berikut:

1. Menghapus pembedaan antara kota dan negara progresif
2. Menghapus keluarga
3. Menghapus pengoperasian industri demi kepentingan individu
4. Menghapus sistem pengupahan
5. Memproklamasikan keselarasan sosial
6. Konversi fungsi Negara menjadi sekadar pengawasan produksi

Akan tetapi, Marx dan Engels mengakui bahwa usulan-usulan di atas bersifat murni utopis, mustahil untuk diwujudkan. Ditambah lagi, sosialisme kritis-utopis atau komunisme memiliki hubungan terbalik dengan perkembangan historis. Upaya untuk memisahkan diri dan menyerang persaingan kelas pada akhirnya kehilangan semua nilai praktis dan semua pembenaran teoritis.

Bab Keempat

Di bab terakhir, Posisi Partai Komunis dalam Hubungannya dengan Berbagai Partai Oposisi yang Ada (Position of The Communists in Relation to the Various Existing Opposition Parties), Marx dan Engels menyimpulkan bahwa kaum Komunis berjuang untuk mencapai tujuan-tujuan jangka pendek mereka demi menegakkan kepentingan-kepentingan sementara kelas pekerja.

Marx dan Engels menekankan bahwa di masa kini, kaum komunis di mana-mana harus mewakili dan menjaga masa depan gerakannya dengan mendukung perkumpulan revolusioner yang melawan kaum borjuis.

Marx dan Engels mengakhiri Manifesto Komunis dengan berseru, “Para pekerja dari semua negara, bersatulah!”

Mengapa Komunisme Berbahaya

Setelah mengetahui isi Manifesto Komunis, kita harus ingat bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang beragama, dan sila pertama Pancasila menekankan pentingnya ketuhanan yang maha esa.

Komunisme berniat menghapus semua agama, dan itu sangat bertentangan dengan Pancasila. Gagasan-gagasan lainnya pun mustahil untuk diwujudkan. Selama manusia memiliki kemampuan yang beragam, perbedaan kelas akan terus ada.

Dan sebagai tambahan, dengan mengutip analisis Yudi Santoso dalam buku The Gulag Archipelago karya Solzhenitsyn, Vladimir Lenin bukan mewujudkan komunisme Marx, malah justru membelokkan ajaran Marx demi kepentingannya sendiri mengkomuniskan Rusia yang masih belum siap menjadi komunis. Stalin, di sisi lain, adalah pembelotan dari ide-ide komunisme Lenin.

Artinya, penyimpangan yang mereka lakukan mengubah komunisme menjadi sebuah ideologi yang sangat berbahaya. Penerapannya di Uni Soviet, negara-negara Eropa Timur, dan Korea Utara di masa kini menyebabkan begitu banyak pelanggaran hak asasi manusia. Bahayanya bahkan sampai ke Indonesia, puncaknya dalam bentuk peristiwa G30S/PKI. [BP]