Stalin mengeluarkan Perintah No. 227 agar Uni Soviet dapat memenangkan perang melawan Nazi Jerman. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)
Stalin mengeluarkan Perintah No. 227 agar Uni Soviet dapat memenangkan perang melawan Nazi Jerman. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Selama Perang Dunia 2, Uni Soviet di bawah pemerintahan Joseph Stalin melakukan berbagai cara untuk memperoleh kemenangan di Front Timur, khususnya dalam Pertempuran Stalingrad.

Salah satu metode yang Stalin gunakan untuk memenangkan pertempuran legendaris itu adalah mengeluarkan Perintah No. 227 (Order No. 227), yang juga dikenal sebagai “Tak Ada Satupun Langkah Mundur!”

Perintah ini terkenal brutal karena mewajibkan dewan militer untuk menangkap para perwira yang membiarkan anak buahnya mundur tanpa perintah dan memperlakukan mereka sebagai pengkhianat. Mereka akan diberi tugas yang paling berbahaya, termasuk serangan bunuh diri dan misi jauh di belakang garis pertahanan Jerman, untuk menebus kejahatan mereka terhadap Tanah Air dengan darah mereka sendiri.

Para pemimpin politik Soviet menekankan bahwa mereka yang ditangkap harus merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan. Hanya melalui kematian (atau jenis cedera tertentu yang mengancam jiwa), “orang buangan” dapat menebus nama, menyelamatkan keluarga, dan memulihkan kehormatan mereka di hadapan rakyat Soviet.

Dengan kata lain, Perintah No. 227 memaksa semua anggota Tentara Merah terus maju melawan Nazi Jerman sampai titik darah penghabisan.

Isi Perintah No. 227

Stalin mengeluarkan Perintah No. 227 pada tanggal 28 Juli 1942. Atas desakannya, perintah itu tidak pernah dicetak untuk didistribusikan secara umum.

Isinya harus dibacakan dengan lantang di semua kompi, pasukan, baterai artileri, skuadron, tim, dan staf, serta disampaikan dari mulut ke mulut kepada setiap laki-laki dan perempuan di angkatan darat.

“Laporan Anda harus ringkas, jelas, dan konkret,” kata para politruk atau pemimpin politik, dikutip dari The History Reader. “Tidak boleh ada satu orang pun di angkatan bersenjata yang tidak mengenal perintah Kamerad Stalin.”

Perintah No. 227 baru dipublikasikan tahun 1988, dicetak sebagai bagian dari kebijakan glasnost.

Melansir dari Seventeen Moments In Soviet History, poin-poin yang terkandung di dalam perintah ini adalah dewan militer, komandan korps, dan divisi serta komisaris harus membasmi sikap mundur di antara pasukan, dengan tangan besi mencegah penyebaran ajakan untuk mundur, mencopot para panglima dan komandan yang membiarkan pasukan mereka mundur sesuka hati tanpa izin dari garis depan, dan mengirim mereka ke Stavka untuk diadili di pengadilan militer.

Perintah No. 227 mewajibkan dewan militer untuk membentuk kelompok-kelompok khusus berisi orang-orang yang akan dihukum. Kelompok pertama adalah 1 hingga 3 batalyon hukuman berisi 800 personel yang terdiri atas komandan, komandan senior, dan perwira politik yang telah melanggar disiplin.

Kelompok kedua adalah 3 hingga 5 satuan pengawal bersenjata lengkap. Kelompok ini ditempatkan di belakang divisi yang tidak stabil dan para anggotanya wajib mengeksekusi “para pembuat kepanikan dan pengecut” di lokasi.

Kelompok ketiga adalah 5 hingga 10 kompi hukuman untuk para prajurit dan bintara yang telah melanggar disiplin karena “kepengecutan atau ketidakstabilan”.

Kelompok-kelompok hukuman itu harus ditempatkan di bagian garis depan yang paling sulit agar para personelnya dapat menebus kejahatan mereka terhadap Tanah Air dengan darah.

Selain memberikan hukuman brutal, Perintah No. 227 juga mewajibkan penyaluran bantuan dan dukungan yang memungkinkan unit pengawal angkatan darat untuk memperkuat disiplin dan ketertiban. [BP]