9 stereotip umum tentang Gen Z ini berkaitan dengan perkembangan teknologi. (Sumber: Pexels)

Gen Z merujuk pada orang-orang yang lahir antara tahun 1995 dan 2010. Huruf ‘Z’ dalam nama tersebut berarti “Zoomer”.

Karena memiliki nilai-nilai dan ekspektasi yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya, Gen Z memiliki stereotipe. Dan kata ‘stereotipe’ seringkali berkonotasi negatif. Padahal kenyataannya, stereotipe tidak selalu berupa kecenderungan negatif.

Stereotip hanyalah generalisasi tentang bagaimana sekelompok orang berperilaku. Mungkin secara statistik akurat, tetapi tidak berlaku secara universal. Jika ditelusuri, Gen Z juga memiliki banyak karakteristik positif yang membuat mereka lebih maju dari generasi-generasi sebelumnya.

Artikel ini akan membongkar 9 stereotip umum tentang Gen Z, dilansir dari situs Mark Zides.

1. Memiliki Rentang Perhatian yang Pendek

Penelitian yang dilakukan oleh Microsoft pada tahun 2015 menemukan bahwa rentang perhatian rata-rata individu Gen Z hanya sekitar delapan detik. Ini empat detik lebih sedikit dari generasi milenial.

Penyebabnya adalah mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir media sosial, bermain gim video, dan terus-menerus dibombardir dengan iklan yang tak ada habisnya. Dengan kata lain, ada begitu banyak hal yang mengalihkan perhatian mereka.

Ini membuat Gen Z mengembangkan keterampilan unik untuk berkomunikasi secara efektif dan ringkas. Namun mereka tidak menyukai komunikasi tatap muka dan lebih menyukai media digital.

2. Ahli Multitasking

Stereotipe umum kedua tentang Gen Z adalah mereka ahli dalam melakukan banyak tugas sekaligus atau multitasking. Mereka tumbuh di era teknologi dan informasi yang melimpah. Jadi, mereka menjadi ahli dalam melakukan banyak tugas sekaligus dan berfokus pada berbagai rangsangan secara bersamaan.

Keterampilan ini sangat berharga di tempat kerja karena memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan efisien, terutama saat bekerja dengan tim yang mengharuskan beberapa orang terlibat dalam berbagai aktivitas.

Gen Z tidak hanya ahli dalam multitasking, tetapi kemampuan alami mereka untuk beralih di antara tugas-tugas membuat mereka ideal untuk peran yang membutuhkan keterampilan berpikir cepat dan pemecahan masalah.

3. Berpikiran Terbuka

Selain ahli dalam multitasking, Gen Z juga membawa perspektif unik ke tempat kerja sehingga mendorong inovasi dan kreativitas. Mereka cenderung berpikiran terbuka dan memiliki pendapat yang kuat tentang topik-topik masa kini seperti keberlanjutan, keberagaman, inklusi, dll.

Mereka sering memberikan wawasan tentang preferensi dan tren konsumen modern yang dapat membantu menginformasikan keputusan pengembangan produk atau strategi pemasaran. Ini dapat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin tetap unggul dalam persaingan.

Dan bagian terbaiknya adalah Gen Z juga bersemangat untuk belajar dan berkembang di tempat kerja. Mereka selalu terbuka terhadap masukan dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan teknologi atau ide baru.

4. Melek Teknologi

Di era digital saat ini, perusahaan harus selalu menjadi yang terdepan dalam hal teknologi dan penggunaan data. Dalam hal ini, Gen Z unggul. Mereka merasa nyaman dengan teknologi dan dapat dengan cepat menavigasi sistem atau platform baru.

Mereka memahami bahwa teknologi penting dalam mendorong keberhasilan bisnis dan sering kali lebih dari bersedia untuk mengambil alih kepemilikan proyek atau inisiatif teknologi di dalam perusahaan. Lebih dari 60% individu Gen Z menghabiskan waktu secara online.

Gen Z juga memiliki dorongan dan hasrat untuk merangkul teknologi dan menggunakannya untuk keuntungannya. Pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi membuat mereka sangat berharga di tempat kerja. Mereka memahami pentingnya menggunakan data untuk menginformasikan keputusan, merasa nyaman dengan otomatisasi, dan dapat dengan cepat beralih di antara tugas tanpa kehilangan irama.

Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan sambil memberikan layanan pelanggan yang lebih baik, waktu penyelesaian masalah yang lebih cepat, dan peningkatan efisiensi tugas.

5. Terlalu Banyak Berharap dari Merek dan Perusahaan

Gen Z cenderung memiliki ekspektasi tinggi terhadap merek dan perusahaan yang berinteraksi dengan mereka. Mereka ingin produk yang mereka dapatkan memiliki kualitas terbaik, layanan pelanggan yang responsif dan akurat, serta pendapat mereka didengar.

Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan meningkatkan standar, dan Gen Z akan mendukung jika upaya tersebut berhasil. Ini karena Gen Z memiliki keyakinan dan pendapat yang kuat dan ingin membagikannya kepada dunia.

Dengan demikian, Gen Z tidak hanya duduk diam dan menerima apa yang diberikan. Mereka secara aktif mencari cara untuk membuat perbedaan dan menyumbangkan ide, energi, dan antusiasme mereka. Ini sering kali berarti layanan pelanggan yang lebih baik, produk yang inovatif, dan proses tempat kerja yang lebih baik bagi semua orang yang terlibat.

6. Menginginkan Penghargaan dengan Cepat

Stereotip umum yang berikutnya adalah Gen Z cenderung menginginkan penghargaan dengan cepat, seperti dipromosikan dalam waktu satu tahun atau kurang. Kecenderungan ini bukan tanpa alasan.

Kecepatan teknologi membuat mereka terbiasa melihat hasil dengan cepat dan mendapatkan kepuasan secara instan. Maka ketika mereka mampu memberikan keduanya, mereka berharap kerja keras mereka dihargai tepat waktu.

Selain itu, banyak Gen Z yang terlibat dalam kegiatan kompetitif seperti olahraga atau kompetisi pengkodean, di mana penghargaan diterima segera setelah mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, mereka sering merasa frustrasi ketika promosi memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan atau tugas tidak memberikan penghargaan langsung.

7. Ingin Melakukan Sesuatu, Bukan Membeli Sesuatu

Gen Z secara nyata kurang memperhatikan harga dan lebih cenderung mempertimbangkan stabilitas finansial. Karena itu, mereka lebih peduli dengan dampak pembelian mereka terhadap lingkungan dan masyarakat.

Mereka ingin mendukung perusahaan yang berkontribusi baik bagi dunia, yang sering kali berarti melakukan pembelian berdasarkan tanggung jawab sosial atau kebijakan keberlanjutan perusahaan. Gen Z juga lebih menyukai pengalaman daripada barang. Mereka lebih suka menginvestasikan uang dalam perjalanan, konser, acara olahraga, atau kegiatan daripada barang-barang material. Generasi ini didorong oleh tujuan dan ingin memastikan keputusan mereka berdampak pada dunia sekitar.

8. Mudah Beradaptasi dengan Perubahan

Perubahan tidak dapat dihindari, namun beberapa orang sulit menghentikan kebiasaan lama. Hal ini tidak terjadi pada Gen Z, karena mereka mau menerima dan dapat menggunakan teknologi baru dengan baik.

Individu dari generasi ini tidak melihat perubahan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai peluang untuk berkembang. Hasilnya, Gen Z tidak terjebak dalam pola atau rutinitas lama. Perubahan digunakan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah.

9. Terlalu Banyak Menuntut

Stereotip umum tentang Gen Z yang terakhir adalah mereka merasa berhak mendapatkan perlakuan istimewa dan berharap segalanya diberikan kepada mereka dengan mudah. Dengan kata lain, mereka terlalu banyak menuntut, khususnya dalam pekerjaan.

Meskipun benar bahwa sebagian orang mungkin memiliki harapan yang tinggi dari atasan mereka, ada banyak juga Gen Z yang memahami nilai kerja keras dan komitmen terhadap keunggulan. Tipe Gen Z ini juga sangat termotivasi dan bersemangat untuk bekerja keras demi apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin tidak memiliki pengalaman puluhan tahun seperti generasi-generasi sebelumnya, namun mereka memiliki antusiasme untuk belajar dan menghadapi tantangan baru. [BP]