Pada 16 Januari 1945, tiga bulan sebelum Tentara Merah Soviet menyerang Berlin, Adolf Hitler pindah ke bunker bawah tanahnya yang disebut Führerbunker. Di sini, dia menghabiskan hari-hari terakhirnya untuk mengelola pertahanan Jerman yang tersisa dan menghibur rekan-rekan Nazinya.
Pada tanggal 29 April, Hitler menikahi Eva Braun di Führerbunker, lalu mendiktekan wasiat terakhirnya dan pernyataan politiknya. Keesokan harinya, mereka berdua bunuh diri di ruang belajar pribadi Hitler. Jenazah mereka dikremasi di taman Kanselir Reich dekat pintu keluar bunker.
Setelah perang, seluruh bangunan Kantor Kanselir dihancurkan oleh Tentara Merah Soviet. Sebagian besar kompleks bunker ikut hancur, dan kerusakannya bertambah parah selama pekerjaan konstruksi di Jerman Timur. Setelah perdebatan kontroversial, sebuah pelat peringatan yang menunjukkan lokasi bunker tersebut dipasang.
Denah Bunker
Perusahaan Hochtief membangun kompleks bunker untuk Adolf Hitler antara tahun 1936 dan 1944. Denah kompleks ini terdiri dari dua bunker yang saling terhubung, yaitu Vorbunker (bunker depan) dan Führerbunker. Meski sederhana, keduanya beroperasi secara mandiri dengan pasokan air dan listriknya sendiri.
Vorbunker terletak sekitar 8,5 meter di bawah tanah, di bawah aula besar di belakang Kantor Kanselir lama dan terhubung ke Kantor Kanselir Reich Baru. Bagian ini diperkuat dengan beton setebal 1,20 meter.
Vorbunker terdiri atas empat kamar tidur untuk istri Goebbels dan enam anak mereka, dua kamar tidur lain, kamar mesin, Airlock, kantin, tiga ruang darurat, kompartemen bagasi, dua dapur, toilet, dan kamar kecil. Di sini juga terdapat pintu keluar darurat, tiga Airlock, dan pintu masuk utama yang terhubung ke ruang bawah tanah kantor Kanselir Reich Lama.
Führerbunker terletak di taman Neue Reichskanzlei (Kanselir Reich Baru) di 77 Wilhelmstrasse. Bunker kedua ini berada sekitar 1,5 meter di bawah tanah dan diperkuat dengan beton setebal 3,6 meter.
Führerbunker terdiri dari ruang dokter, kamar tidur, ruang telepon dan teleprinter, kamar tidur Goebbels, ruang santai, ruang AC, ruang mesin, Anteroom atau ruang tunggu (berfungsi ganda sebagai ruang konferensi), koridor, ruang situasi, ruang depan, kamar tidur Eva Braun, toilet, kamar kecil, kamar mandi, ruang kecil untuk rak pakaian, tempat kerja dan tempat tinggal Hitler, dan kamar tidur Hitler.
Di Führerbunker juga terdapat akses ke menara observasi yang belum selesai dibangun, ruang tunggu RSD, dan Airlock dan RSD. Kemudian terdapat tangga dengan pintu keluar ke taman Kanselir Reich.
Hari-hari Terakhir Adolf Hitler
Pada tanggal 16 April 1945, pasukan Soviet melancarkan serangan terakhir ke Berlin di sepanjang garis depan Sungai Oder dan di Silesia. Empat hari kemudian, Hitler merayakan ulang tahunnya yang ke-56 dengan keluar sebentar dari Führerbunker untuk menyambut 20 anggota Pemuda Hitler (Hitler Youth) yang telah mendapatkan medali Iron Cross di taman.
Hitler tampak patah hati dan layu, namun berusaha untuk tetap berani. Dia mengobrol dengan salah satu prajurit muda bernama Armin Lehrmann. Lehrmann mengatakan bahwa saat bicara, Hitler terdengar berbeda.
“Itu bukan suara seorang orator. Kedengarannya seperti dia sedang pilek, dan matanya tampak berair, dan suaranya tidak terdengar begitu kuat,” katanya.
Goebbels mengumumkan kepada rakyat Jerman, “Sang Führer berada di Berlin dan akan mati saat bertempur bersama pasukannya di ibu kota.” Padahal kenyataannya, Hitler bersembunyi di Führerbunker, mengeluhkan keadaannya. Dia mengatakan bahwa dia dikelilingi oleh pengecut dan pengkhianat, dan bahwa orang-orang Jerman tidak lagi layak untuk diperjuangkan.
Pada konferensi besar terakhirnya pada tanggal 22 April, Hitler mengetahui bahwa pasukannya melanggar perintah untuk melakukan serangan balik terhadap Tentara Merah. Dia mengamuk, menghabiskan waktu berjam-jam melampiaskan amarahnya kepada dunia, kepada rakyat Jerman, dan kepada para perwira dan prajurit Jerman yang dia sebut telah meninggalkannya dan negaranya. Hitler juga menyalahkan Himmler dan Göring, menuduh mereka menelantarkannya.
Orang-orang yang menyaksikan luapan amarah Hitler benar-benar ketakutan. Banyak yang mengira Hitler akhirnya menjadi gila sepenuhnya. Setelah puas mengamuk, Hitler kembali terpuruk dalam kelesuan dan kepasrahan. Dia mengizinkan agar Göring dibiarkan menegosiasikan penyerahan diri Jerman.
Pada tanggal 29 April, Hitler menikahi Eva Braun. Sehari kemudian, Pasukan Kejut Ketiga Soviet menerobos masuk ke gedung Reichstag dan terlibat dalam pertempuran dengan tentara SS. Hitler pucat dan gemetaran, namun dia bersumpah tidak akan pernah meninggalkan Berlin.
Sore itu, Hitler memberikan hadiah kapsul sianida kepada semua orang yang hadir. Namun dia bertanya-tanya apakah kapsul itu akan efektif. Dr. Stumpfegger menyarankan agar salah satu kapsul diuji pada anjing kesayangan Hitler, Blondi. Hitler menyetujui ide itu dan memanggil dokter SS Werner Haase ke Führerbunker untuk memberikan kapsul sianida itu kepada si anjing. Blondi mati dalam hitungan detik. Hitler tidak berekspresi ketika melihat jasad anjingnya dan tidak lagi bisa dihibur.
Kemudian datang berita bahwa Benito Mussolini telah ditangkap oleh para partisan dan dibunuh. Jasadnya dijadikan bahan olok-olok oleh orang-orang senegaranya dan digantung di sebuah pom bensin di Milan. Hitler bergidik dan menuntut agar setelah dia meninggal, jasadnya dikremasi.
Akhirnya, Hitler dan istrinya mengunci diri di ruang belajar pribadinya dan bunuh diri pada 30 April 1945. Rochus Misch, seorang SS-Mann kelahiran Polandia yang telah menjadi anggota pengawal Hitler selama lima tahun, mengatakan bahwa sang Führer terkulai di dekat meja, sementara Eva Braun berbaring di sampingnya di sofa. Jenazah mereka langsung dikremasi. Abu jenazah disapu ke dalam selembar kanvas, diletakkan di dasar lubang peluru, dan ditutupi dengan tanah. [BP]