Ukiran misterius pada tutup sarkofagus di makam Kʼinich Janaabʼ Pakal. Sosok yang ditampilkan dalam ukiran itu diklaim sebagai Astronot Palenque. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)
Ukiran misterius pada tutup sarkofagus di makam Kʼinich Janaabʼ Pakal. Sosok yang ditampilkan dalam ukiran itu diklaim sebagai Astronot Palenque. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Pada tahun 1952, arkeolog Meksiko Alberto Ruz Lhuillier menemukan makam K’inich Janaab Pakal yang hilang. K’inich Janaab Pakal atau yang dikenal sebagai Pakal yang Agung adalah seorang ajaw (raja) yang memerintah Palenque, sebuah kota kuno Suku Maya, selama 68 tahun mulai dari tanggal 27 Juli 615 hingga dia meninggal pada 29 Agustus 683.

Selama pemerintahannya, Raja Pakal bertanggung jawab atas pembangunan atau perluasan beberapa arsitektur monumental Palenque. Dia juga berhasil membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Atas jasa-jasanya, rakyat memakamkan jenazahnya di dalam Kuil Prasasti, sebuah piramida yang telah selesai dibangun atas perintahnya.

Di makam itu terdapat sarkofagus atau peti batu dengan lebar sekitar 2,2 meter dan panjang 3,6 meter, berisi sisa-sisa kerangka Raja Pakal, topeng pemakaman dari batu giok, dan kalung manik-manik. Di makamnya sendiri terdapat banyak harta karun dan karya seni penting.

Selain benda-benda itu, hal yang paling menarik adalah tutup sarkofagus yang berbobot tujuh ton. Pada permukaannya terdapat sebuah ukiran besar yang menunjukkan sesosok manusia duduk bersandar di dalam sebuah struktur mekanis yang rumit. Di pinggiran tutupnya terdapat lambang-lambang kosmologi, seperti lambang matahari, bulan, dan bintang, serta gambar kepala-kepala bangsawan yang berbeda-beda.

Sejak penemuannya, ukiran misterius pada sarkofagus di makam Raja Pakal itu telah menjadi bahan perbincangan. Banyak orang menjuluki sosok pada ukiran itu sebagai “Astronot Palenque” atau “Astronot Kuno”.

Pandangan ini berakar dari sebuah buku laris berjudul “Chariots of the Gods?” karya Erich von Däniken yang diterbitkan pada tahun 1968.

Teori Astronot Palenque

Von Däniken terkenal karena teori Astronot Purbanya. Dalam buku “Chariots of the Gods?”, dia mereproduksi gambar tutup sarkofagus dari makam Raja Pakal dan membandingkan pose sosok tersebut dengan pose astronot pada Proyek Mercury di tahun 1960-an.

Proyek Mercury adalah program Amerika Serikat yang bertujuan mengirim wahana antariksa berawak dalam penerbangan orbital mengelilingi bumi dan menyelidiki kemampuan kinerja manusia di lingkungan antariksa.

Von Däniken percaya bahwa makhluk luar angkasa pernah mengunjungi Bumi pada zaman dahulu dan memengaruhi peradaban manusia awal, seperti Suku Maya. Dia berteori bahwa banyak bangunan dan ukiran kuno, termasuk yang ditemukan di Mesoamerika, menunjukkan bukti teknologi canggih yang dibawa oleh makhluk-makhluk ini.

Von Däniken mengklaim bahwa ukiran pada tutup sarkofagus di makam Raja Pakal menggambarkan sosok alien atau Astronot Palenque yang mengemudikan pesawat ruang angkasa. Hal yang mendasari klaimnya adalah mitos dan legenda Mesoamerika yang menceritakan dewa-dewi turun dari langit. Menurutnya, kisah-kisah-kisah ini sebetulnya adalah kisah tentang pertemuan nyata dengan makhluk luar angkasa.

Lebih lanjut von Däniken menjelaskan bahwa sosok Astronot Palenque dalam ukiran di tutup sarkofagus itu sedang duduk di kursi berteknologi tinggi, dengan kepalanya bersandar pada sesuatu yang menyerupai sandaran kepala. Kakinya yang ditekuk tampak seperti sedang menginjak pedal dan tangannya diposisikan seolah-olah mengoperasikan panel kontrol.

Penafsiran Arkeolog

Para ahli arkeologi memiliki penafsiran berbeda terkait makna dari ukiran pada tutup sarkofagus di makam Raja Pakal. Berakar dari kepercayaan Suku Maya, mereka berpandangan bahwa ukiran tersebut menggambarkan perjalanan suci Raja Pakal ke Xibalba, yaitu dunia bawah tanah dalam kepercayaan Suku Maya.

Mereka mengartikan bentuk paling besar di bagian tengah ukiran tutup sarkofagus itu sebagai Pohon Dunia, yang merupakan simbol fundamental dalam kosmologi Maya. Bentuk Pohon Dunia yang menyerupai sebuah salib melambangkan jembatan antara Dunia Atas atau tanah para dewa, Dunia Tengah tempat manusia hidup, dan Dunia Bawah yang merupakan alam kematian. Namun, alam-alam ini tidak serta-merta bersifat baik atau jahat, karena setiap bagian memiliki nilainya sendiri.

Para ahli astronot mengklaim bentuk yang ada di bagian paling bawah tutup sarkofagus terlihat seperti api yang menyembur dari knalpot roket pesawat antariksa, tetapi arkeolog menyebut bentuk itu sebagai akar Pohon Dunia yang menancap ke Dunia Bawah. Sementara itu di puncak Pohon Dunia terdapat gambar burung, yang melambangkan sosok dewa dari Dunia Atas.

Di sepanjang pohon terdapat simbol batu hijau berharga, yang menekankan kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan yang bersinar. Dan gambar ular berkepala dua di tengah Pohon Dunia merupakan simbol kekuasaan bagi raja-raja Suku Maya.

Kemudian para arkeolog menolak klaim mengenai tempat yang diduduki oleh Raja Pakal. Mereka berpendapat bahwa sang raja bukan sedang duduk di kursi kapsul wahana antariksa, melainkan duduk di atas matahari. Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa Suku Maya kuno meyakini matahari melakukan perjalanan melintasi langit untuk membawa orang mati ke Dunia Bawah.

Dengan demikian Raja Pakal digambarkan tengah menunggangi matahari untuk pergi ke tempat peristirahatannya yang baru. Gambar matahari itu sendiri berbentuk setengah tengkorak, menunjukkan transisi menuju kematian. Selain itu, posisi Raja Pakal yang berada di bawah Pohon Dunia menandakan peralihannya dari penguasa fana menjadi leluhur ilahi.

Suku Maya terkenal sebagai astronom yang cakap karena mampu menciptakan kalender canggih dan melacak pergerakan langit dengan ketepatan luar biasa. Simbol-simbol rumit pada tutup sarkofagus mencerminkan keahlian astronomi tersebut. Suku Maya tampaknya menempatkan Raja Pakal dalam tatanan kosmik.

Selanjutnya, para penganut teori Astronot Palenque mengklaim bahwa kaki Raja Pakal menginjak sebuah pedal untuk mengendalikan pesawat ruang angkasa. Para arkeolog membantah klaim ini dengan menyatakan bahwa bagian yang diinjak oleh Raja Pakal hanya pijakan kaki.

Lebih lanjut, tangan Raja Pakal berada di posisi yang rapuh dan tidak terlihat seperti sedang memegang kontrol kemudi wahana antariksa. Gerakan tangan yang rapuh itu terlihat dalam banyak karya seni Suku Maya di seluruh wilayah. Gestur tersebut kemungkinan mengandung sebuah kode dengan makna tertentu.

Penganut teori Astronot Palenque juga menyebut benda yang menempel di hidung Raja Pakal adalah alat bantu pernapasan astronot. Para ahli Maya berpendapat benda itu adalah sumbat hidung, suatu bentuk perhiasan di masa Suku Maya. Sumbat tersebut tidak melekat pada apa pun dan tidak ada gambar tabung oksigen.

Bagian tepi tutup sarkofagus sendiri menceritakan berbagai peristiwa dari kehidupan Raja Pakal dan para leluhur kerajaannya. Sisi selatan mencatat tanggal lahir dan tanggal kematiannya, sementara sisi yang satu lagi menyebutkan beberapa penguasa Palenque lainnya beserta tanggal kematian mereka.

Di sisi dan ujung sarkofagus itu juga terdapat ukiran leluhur Pakal yang terlahir kembali sebagai pohon. Dua untuk ayah Raja Pakal, K’an Mo’ Hix, yang terlahir kembali sebagai pohon nance. Dua untuk ibunya, Sak K’uk’, terlahir kembali sebagai pohon kakao. Nenek buyutnya, Yohl Ik’nal, ditampilkan dua kali, terlahir kembali sebagai pohon zapote dan pohon alpukat. Janahb’ Pakal I, kakeknya, terlahir kembali sebagai pohon jambu biji.

Tiga gambar lainnya menunjukkan tiga penguasa terdahulu, masing-masing terlahir kembali sebagai pohon yang berbeda: Kan B’ahlam I (572-583) sebagai pohon zapote, Kan Joy Chitam I 529-565 M), sebagai pohon alpukat, dan Ahkal Mo’ Nahb’ I (501-524 M) sebagai pohon jambu biji.

Penggambaran detail ini menunjukkan bahwa roh leluhur yang telah meninggal terus memelihara keturunan mereka.

Dengan demikian, secara keseluruhan ukiran pada tutup sarkofagus itu menunjukkan Raja Pakal berada di pusat kosmos, terlahir kembali ke dalam kehidupan abadi. Dia telah menjadi satu dengan dewa Unen-K’awill, yang dikaitkan dengan jagung, kesuburan, dan kelimpahan. Raja Pakal kemudian muncul dari dalam tanah dan Pohon Dunia akan membawanya ke langit, di mana dewa Itzamnaaj, Naga Langit, sedang menunggunya dalam bentuk seekor burung dan ular berkepala dua.

Makna ini jelas sangat berbeda dan jauh lebih dalam daripada teori Astronot Palenque yang dianut oleh Von Däniken dan para pembacanya. Von Däniken hanya menggunakan teori fiksi ilmiah populer dan menerapkannya pada situs kuno tertentu, termasuk Machu Pichu, Nazca, Cusco, dan Palenque.

Meskipun para arkeolog telah sepakat bahwa ukiran besar pada tutup sarkofagus itu mewakili perjalanan spiritual Raja Pakal, teori Astronot Palenque terus memikat banyak orang di seluruh dunia. Sarkofagus dan benda-benda peninggalan yang ditemukan di makam Raja Pakal juga terus memicu keingintahuan di kalangan sejarawan dan arkeolog. [BP]