Koran Sulindo – La Dana dan Kerbaunya adalah cerita rakyat yang terkenal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Kisah ini tidak hanya menarik, tetapi juga mengandung banyak pesan moral.
Dikisahkan tentang La Dana, seorang anak petani dari Toraja yang dikenal sangat cerdik. Sayangnya, kecerdikannya sering ia gunakan untuk memperdaya orang lain hingga dikenal licik.
Kisah La Dana ini cukup populer dan bahkan pernah diterbitkan dalam buku berjudul The Magic Crocodile and Other Folktales from Indonesia karya Alice M. Terada pada tahun 1994 oleh University of Hawaii Press. Berikut kisah lengkapnya yang dilansir dari laman Kemendikbud.
Kisah La Dana dan Kerbaunya
Alkisah, La Dana adalah anak petani yang dikenal karena kecerdikannya. Namun, ia sering memanfaatkan kecerdikannya untuk mengelabui orang. Suatu hari, La Dana bersama seorang kawannya diundang ke sebuah upacara adat pemakaman di Tana Toraja.
Upacara kematian di Toraja biasanya sangat meriah, dengan penyembelihan kerbau yang dagingnya dibagikan kepada para tamu.
Saat itu, La Dana mendapat bagian kaki belakang kerbau, sementara temannya memperoleh hampir seluruh bagian daging lainnya. Hal ini membuat La Dana merasa iri. Ia mulai merencanakan cara agar bisa mendapatkan bagian daging lebih banyak dari temannya.
La Dana lalu mengusulkan agar mereka menggabungkan semua bagian daging yang mereka peroleh dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup yang bisa mereka pelihara hingga gemuk, untuk kemudian disembelih dan dimakan bersama.
Temannya setuju, dan si pemilik hajat juga mengizinkan mereka membawa pulang seekor kerbau kurus untuk dipelihara.
Kerbau itu dipelihara di rumah temannya La Dana dan diberi makan agar cepat gemuk. Namun, seminggu kemudian, La Dana sudah merasa tidak sabar. Ia mendatangi rumah temannya dan meminta agar kerbau itu segera disembelih.
“Mari kita potong kerbau ini. Aku sudah ingin sekali makan dagingnya,” kata La Dana.
“Tunggu sampai kerbau ini sedikit lebih gemuk,” jawab temannya.
La Dana kembali pulang dengan kecewa. Namun, seminggu kemudian, ia kembali datang dan meminta kerbau itu disembelih. Temannya kembali meminta La Dana untuk bersabar.
Kali ini, La Dana mengusulkan, “Kalau begitu, potong saja bagian milikku, dan kamu bisa terus memelihara kerbau itu.”
Temannya menyadari bahwa memotong kaki belakang kerbau akan membunuh hewan tersebut. Maka ia pun membujuk La Dana untuk menunda keinginannya, bahkan berjanji akan memberikan kaki depan kerbau itu juga. La Dana setuju dan pulang.
Namun, beberapa hari kemudian, La Dana kembali dengan permintaan yang sama. Temannya, yang merasa lelah dengan bujukan La Dana, akhirnya dengan marah berkata, “Ambil saja kerbau ini sekalian, dan jangan datang lagi mengganggu saya!”
Dengan senang hati, La Dana pun membawa pulang kerbau gemuk tersebut.
Begitulah kisah La Dana dan kerbaunya, sebuah cerita yang mengajarkan kita bahwa kelicikan dan ketidaksabaran bisa membawa keberuntungan sesaat, namun dapat menimbulkan dampak buruk bagi hubungan dengan orang lain. [UN]