Piala Presiden 2024 sudah memasuki babak final yang mempertemukan Borneo FC vs Arema FC. Sementara untuk perebutan tempat ketiga, Persija Jakarta harus bertarung melawan Persis Solo.
Pada perhelatan Piala Presiden 2024 ini, panitia pelaksana tetap memberlakukan larangan away sesuai arahan PSSI.
Larangan ini terlihat di babak semifinal di Stadion Manahan, Solo. Status tuan rumah ditentukan dari peringkat dalam grup. Grup A, Borneo FC juara grup dan berhak menjadi tuan rumah, sementara Persis Solo sebagai runner up, bertindak sebagai tamu. Sementara di grup B, Arema FC selalu juara grup berhak menjadi tuan rumah, sedangkan Persija Jakarta sebagai runner up menjadi tamu di laga semi final.
Untuk partai semi final pertama yang mempertemukan Borneo FC vs Persija Jakarta, Borneo sebagai tuan rumah dan Persija sebagai tamu. Sementara di laga semi final lainnya, Arema FC selaku juara grup harus merelakan status tuan rumahnya dan memberikan status tersebut kepada Persis Solo (runner up grup), dengan alasan menghormati Solo dan memberikan kesempatan kepada Pasoepati mendukung klubnya di kandang sendiri.
Ketua SC Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait dan Kapolrestabes Solo memutuskan bahwa pada laga Final Borneo FC vs Arema FC tidak bisa disaksikan langsung oleh suporter Arema FC, karena terkait masih dibawah pengawasan FIFA atas peristiwa Kanjuruhan. Utk memenuhi stadion Manahan Solo saat laga final, panitia pelaksana Piala Presiden akan memobilisasi penonton dari Sekolah Sepak Bola (SBB) yg ada di Solo Raya.
Larangan away ini kemudian menjadi menarik untuk dibahas, mengingat beberapa pemberitaan yang akhirnya menyudut Arema FC dan Aremania serta selalu dikaitkan dengan tragedi Kanjuruhan tahun lalu. Padahal kebijakan larangan away ini berkaitan dengan tahun politik dan adanya pengawasan FIFA, seperti yang dijelaskan ketua umum PSSI Erict Thohir beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena keberadaan kompetisi sepak bola nasional yang bertepatan dengan masa tahun politik. Di samping untuk mewujudkan sepak bola nyaman dan aman.
“Catatan, kebijakan hanya penonton tuan rumah yang bisa hadir di stadion merupakan kebijakan sementara, agar kita bisa mewujudkan kompetisi yang nyaman dan aman, serta penonton bisa pulang ke rumah dengan selamat,” ucapnya.
“Ingat, peristiwa Kanjuruhan masih ada dalam catatan FIFA. Kita beruntung hanya diberi sanksi yang ringan, sehingga tetap bisa menggelar pertandingan internasional, FIFA Matchday dan kompetisi.” jelas ketua umum PSSI, Erick Thohir
“Namun jika bila ada kerusuhan, seperti di akhir musim kemarin, percayalah, FIFA akan berhentikan sepak bola Indonesia,” lanjutnya.
Lantas, apakah larangan away ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Arema FC dan Aremania?
Jika dirunut satu per satu tentang persoalan yang dihadapi Arema FC pasca tragedi Kanjuruhan, Arema FC dan Aremania telah melakukan banyak hal dalam upaya perbaikan tata kelola Klub dan suporternya.
“Arahan untuk melegalkan Aremania sudah kami dilakukan. Aremania sudah berbadan hukum dan telah dikelola dengan benar. Hanya saja framing tentang Aremania dan Arema FC masih terus terjadi hingga dalam kompetisi Piala Presiden 2024 ini. Mo sampai kapan?” tanya salah seorang pemerhati sepak bola Arema yang tidak bersedia disebutkan namanya menanggapi kebijakan larangan away.
“Apa syarat mutlaknya agar kita lepas dari judge itu? Kenapa tidak dikembalikan saja putusan pengadilan yang sudah incracht yg juga ada terpidana dari aparat hukum. Kenapa tidak dikembalikan obyektif fakta peristiwanya?” lanjutnya.
“Pemulihan tata kelola klub dan suporter di Arema sudah berjalan dan patuh. Lantas dari sisi stakeholder yang lain kapan? Tanggung jawab sepak bola Indonesia yang kondusif, nyaman dan aman bukan cuma menjadi tanggung jawab satu klub saja! ” tegasnya.
Sampai kapan carut marut ini berlanjut? Apakah Arema FC dan Aremania akan selalu menjadi terpidana dalam prahara ini?
“Ayo perbanyak diskusi solusi bukan persekusi kepada Arema Fc dan Aremania wahai PSSI & PEMERINTAH!! Jika yang diawasi FIFA hanyalah Arema FC dan Aremania, kenapa hingga sekarang tidak ada perwakilan FIFA yang diutus untuk pemulihan baik Aremania dan klubnya agar lebih baik seperti yg mereka harapkan? ” tutupnya dengan semangat.[Wien]