Pada hari ini, Kamis (23/5/2024), umat Buddha di seluruh dunia memperingati hari raya Trisuci Waisak 2568 BE (Buddhist Era). Trisuci Waisak adalah salah satu perayaan terbesar dalam agama Buddha, yang dikenal karena menandai tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama, pendiri agama Buddha.
Tiga Peristiwa Penting dalam Trisuci Waisak
Trisuci Waisak disebut demikian karena memperingati tiga momen penting dalam sejarah kehidupan Siddharta Gautama. Momen-momen ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha dan menjadi inti dari perayaan Waisak:
1. Kelahiran Siddharta Gautama
Peristiwa pertama yang diperingati dalam Trisuci Waisak adalah kelahiran Siddharta Gautama pada tahun 623 SM di Taman Lumbini. Kelahirannya dianggap luar biasa karena lahir dalam kondisi bersih tanpa noda, langsung bisa berdiri tegak, dan berjalan.
Siddharta adalah putra Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Sejak kelahirannya, para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala telah meramalkan bahwa ia akan menjadi seorang Chakrawatin (Maharaja Dunia).
2. Penerangan Agung Siddharta Gautama
Peristiwa kedua adalah saat Siddharta Gautama mencapai Penerangan Agung di usia 35 tahun. Peristiwa ini terjadi di Bodh Gaya pada bulan Waisak, dimana Siddharta mendapatkan pencerahan dan menjadi Buddha.
Dalam momen ini, tubuhnya memancarkan enam sinar Buddha dengan warna-warna yang melambangkan bhakti, kebijaksanaan, kasih sayang, kesucian, semangat, dan campuran dari semua warna tersebut.
3. Kematian Siddharta Gautama
Peristiwa ketiga yang diperingati adalah wafatnya Siddharta Gautama pada tahun 543 SM di usia 80 tahun di Kusinara, India. Setelah 45 tahun berkelana dan menyebarkan Dharma (kebenaran), Siddharta Gautama meninggal dunia. Para pengikutnya memberikan penghormatan terakhir dengan sujud kepada Sang Buddha.
Perayaan Waisak di Berbagai Belahan Dunia
Hari raya Waisak ditetapkan pada purnama pertama di bulan Mei dan dirayakan setiap tahunnya. Penetapan ini pertama kali diumumkan dalam Konferensi Persaudaraan Buddha Sedunia di Sri Lanka pada tahun 1950.
Nama perayaan Waisak berbeda-beda di berbagai negara. Di India, perayaan ini dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima, sedangkan di Tibet disebut Saga Dawa.
Sejarah Masuknya Agama Buddha ke Indonesia
Agama Buddha masuk ke Indonesia pada awal Masehi melalui jalur perdagangan. Letak strategis Indonesia dalam jalur perdagangan dan pelayaran internasional memudahkan penyebaran agama ini.
Seorang pengelana asal China bernama Fa Hien adalah salah satu yang pertama kali membawa ajaran Buddha ke Indonesia.
Kerajaan Buddha pertama yang berdiri di Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera pada abad ke-7. Sriwijaya menjadi pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara.
Kerajaan ini berperan besar dalam penyebaran dan pembelajaran agama Buddha, menjadi rumah bagi banyak sarjana Buddha dan pusat pembelajaran agama.
Trisuci Waisak bukan hanya perayaan agama, tetapi juga refleksi atas perjalanan spiritual Siddharta Gautama dari kelahiran hingga mencapai Penerangan Agung dan akhirnya wafat.
Setiap tahun, umat Buddha di seluruh dunia memperingati hari ini dengan berbagai upacara dan ritual, mengingat ajaran dan warisan Buddha Gautama yang terus hidup hingga saat ini. Di Indonesia, warisan agama Buddha juga masih terasa kuat, berakar dari sejarah panjang yang dimulai sejak awal Masehi. [UN]