PEMIMPIN umat Katolik dunia Paus Fransiskus mengajak seluruh dunia untuk menghentikan perang dengan slogan ‘No to War, Yes for Peace’. Dalam pesan Natal 2023 yang dikenal dengan Urbi et Orbi, Paus mengecam setiap pihak yang menghendaki perang berlanjut.
Pesan Natal itu disampaikan saat Misa Malam Natal, Minggu (24/12) di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Dalam misa yang dihadiri 6.500 orang itu Paus menyampaikan makna natal adalah perdamaian dan kasih.
Secara khusus Paus Fransiskus mengajak untuk melihat kehancuran hidup di Gaza terutama anak-anak yang menjadi korban perang.
“Perang telah merenggut kehidupan anak-anak, hingga tidak ada lagi tempat untuk tinggal. Mereka adalah cerminan Yesus saat ini yang tidak memiliki tempat untuk hidup,”kata pemimpin umat Katolik itu.
Paus menekankan untuk menghentikan perang agar tercipta kedamaian dan menghentikan penderitaan umat manusia termasuk Perang di palestina dan Israel.
“Agresi militer dan penggunaan senjata harus dihentikan, telah banyak kehancuran dan korban jiwa orang-orang tak berdosa,” kecam Paus Fransiskus.
Ia pun menyampaikan bahwa dunia membutuhkan makanan bukan senjata, sambil menyindir bagaimana perdamaian bisa tercapai jika produksi dan penjualan senjata terus berlangsung semakin menggila.
Paus menekankan pentingnya upaya dialog yang didukung komunitas internasional dibanding melanjutkan perang sia-sia karena tidak ada satupun pihak pemenang.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel melakukan agresi ke wilayah Jalur Gaza, Palestina. Tentara Israel mengepung Jalur Gaza dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
Hingga kini lebih dari 20.400 orang dipastikan tewas, menurut otoritas Gaza yang dikelola Hamas, dan ribuan lainnya diyakini tewas di bawah reruntuhan.
Selain itu lebih dari 2,3 juta warga Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kondisi kemanusiaan di wilayah Gaza sangat buruk.
Di pihak lain, PM Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan terus melancarkan perang di wilayah Gaza, Palestina setelah pasukannya mengalami kekalahan demi kekalahan dalam perang darat.
Situasi semakin buruk bagi Israel karena protes di dalam negeri dan desakan dunia untuk menghentikan kebrutalan diGaza yang menargetkan penduduk sipil termasuk anak-anak dan kaum perempuan.
Krisis kepercayaan terhadap pemimpin Israel semakin memburuk setelah pasukan Israel (IDF) justru menembaki warganya yang menjadi sandera di Gaza. [DES]