John & Yoko di kantor Apple Records di Savile Row, Desember 1969 - flickr
John & Yoko di kantor Apple Records di Savile Row, Desember 1969 - flickr

Lagu natal dan tahun baru biasanya bernuansa gembira dengan suara lonceng atau pohon natal berhias lampu berwarna-warni. Tapi tidak demikian dalam pemikiran legenda musik Rock n Roll John Lennon. Mantan punggawa band The Beatles itu justru menciptakan lagu dengan pesan politik terhadap perang berjudul ‘Happy Xmas (War is Over)’.

Lagu yang kini melegenda itu menyerukan agar perang invasi sebagai suatu kesalahan harus segera disudahi. Melalui hentakan suara John dan lengkingan suara Yoko Ono lagu mengalun deras disertai iringan paduan suara anak-anak dari Harlem Community Choir. Ini lagu natal yang memang tidak biasa-biasa saja.

So this is Xmas
And what have we done
Another year over
A new one just begun
And so happy Xmas
We hope you have fun
The near and the dear one
The old and the young

A very Merry Xmas
And a happy New Year
Let’s hope it’s a good one
Without any fear
War is over, if you want it
War is over now!

Demikianlah penggalan single lagu natal yang diciptakan oleh John Lennon dan Yoko Ono pada tahun 1971 tersebut.

“So this is Christmas…” mungkin adalah salah satu kalimat pembuka paling terkenal dari lagu Natal mana pun hingga saat ini, tetapi apa pesan di balik lagu ikonik John lennon dan Yoko Ono?

Kritik sosial dan gerakan anti perang

Lagu John Lennon dan Yoko Ono tahun 1971 adalah salah satu lagu Natal terpopuler di dunia, dan juga mengandung pesan politik yang masih bergema hingga saat ini.

Lagu itu muncul setelah lebih dari dua tahun John Lennon dan istrinya Yoko Ono terlibat dalam gerakan anti perang. Lagu tersebut merupakan bagian dari kampanye internasional yang diluncurkan oleh pasangan tersebut pada bulan Desember 1969, masa puncak gerakan dan protes terhadap perang Amerika di Vietnam.

Lennon menyadari bahwa perubahan sistem hanya akan mungkin terjadi dengan kerja sama klas pekerja. “Masyarakat tidak sadar,” katanya. “Sepertinya mereka tidak dididik untuk menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan.” ujar Lennon dalam sebuah wawancara.

Mereka kemudian menyewa papan iklan di 12 kota besar di seluruh dunia, untuk memajang poster hitam-putih bertuliskan “WAR IS OVER, if you want it (PERANG BERAKHIR! Jika Anda Menginginkannya) – Selamat Natal dari John & Yoko”.

Slogan tersebut sebelumnya juga pernah muncul dalam lagu anti perang yang dirilis pada tahun 1968 ‘The War Is Over’ oleh Phil Ochs, dan pada lagu ‘The Unknown Soldier’ yang dibawakan the Doors dengan vokalis Jim Morrison. Gerakan anti perang memang kala itu sedang bergema hebat termasuk digaungkan oleh para musisi.

Lennon membuat lagu tersebut sebagai cara untuk menyampaikan kritik sosial dan seruan perubahan dunia yang juga menjadi alasan kampanye melalui papan reklame buatannya. Ia juga berusaha menyampaikan optimisme dan menghindari nuansa sentimental yang sering menjadi ciri umum musik Natal.

Proses pembuatan dan rekaman

Pada Oktober 1971, hanya dengan melodi sederhana dan lirik setengah jadi, Lennon merekam demo gitar akustik di kamarnya di Hotel St Regis di New York City, tempat dia dan Ono tinggal.

Lennon lalu mengajak Phil Spector untuk memproduseri lagu tersebut. Sesi rekaman pertama diadakan pada Kamis, 28 Oktober, di studio Record Plant.

Dalam proses perekaman para pemain musik lebih dahulu merekam latar instrumental, kemudian Lennon serta Ono menambahkan vokal utama. Lalu 30 anak berusia empat hingga 12 tahun dari The Harlem Community Choir merekam vokal latar di bagian refrein.

Ditulis dengan keinginan untuk mengubah dunia, ‘Happy Xmas (War Is Over)’ mengingatkan kita bahwa lagu-lagu Natal perlu memiliki pesan nyata. Keinginan Lennon adalah membuat pesan abadi untuk perdamaian.

Lalu apa yang John dan Yoko bisikkan di awal?
Lagu dimulai dengan ucapan selamat Natal dari Ono dan Lennon kepada anak-anak mereka dari pernikahan sebelumnya: Ono membisikkan “Selamat Natal, Kyoko”, lalu Lennon membisikkan “Selamat Natal, Julian”. [DES]