Digital nomad adalah orang yang sepenuhnya mengandalkan internet untuk bekerja, sehingga dapat bekerja dari mana saja dan berpindah-pindah ke berbagai destinasi yang jaraknya ribuan kilometer jauhnya dari rumah, rekan kerja, bos, dan bahkan klien atau pelanggannya. Gaya hidup digital nomad adalah fenomena yang agak baru. Walaupun begitu namun menarik banyak perhatian.
Perkembangan teknologi yang kian pesat seiring perkembangan zaman terjadi dalam berbagai aspek. Fenomena digital tidak bisa lagi dipungkiri dan sudah menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Digitalisasi bukan lagi sebuah pilihan ataupun keharusan melainkan sebuah kenyataan yang harus diterima.
Tak bisa dipungkiri pandemi virus corona (Covid-19) membuat revolusi digital semakin masif, media sosial dan platform digital yang menawarkan berbagai kemudahan pun tumbuh subur.
Hasil kajian lembaga World Economic Forum menyebut, remote working merupakan satu dari sepuluh tren teknologi yang diadopsi sebagai respons resiliensi umat manusia terhadap krisis Covid-19.
Workcation ala digital nomaden dan remote working yang menjamur diadopsi di tengah pandemi adalah konsekuensi logis dari digitalisasi yang merambah ke berbagai spektrum kehidupan. Laporan anyar LinkedIn bahkan menempatkan lima dari sepuluh bidang pekerjaan dengan pertumbuhan tertinggi, merupakan pekerjaan yang dapat dilakoni secara remote. Baik penuh waktu maupun paruh waktu.
Dikutip dari FlexJobs, Kamis (15/9/2022), seorang digital nomad sangat independen untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan hati dan minat mereka. Mereka pun bisa bekerja di kafe, taman, atau bahkan dari pantai dan bisa di negara manapun. Hal terpenting bagi para digital nomad adalah jaringan internet.
Indonesia pun sudah menjadi salah satu destinasi untuk para digital nomad. Pemerintah bahkan menyediakan visa khusus digital nomad bagi turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia untuk berwisata sekaligus bekerja dari jarak jauh.
Di Indonesia, gaya hidup ala digital nomad juga makin meluas. Pulau Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber utama pendapatan masyarakat cepat tanggap terhadap fenomena ini. Perubahan telah membawa masyarakat Bali menjadi lebih kreatif untuk menjawab tantangan di masa pandemi dengan fenomena digital nomad.
Millennial Indonesia Sebagai Digital Nomad
Belum ada data berapa banyak milenial Indonesia yang sudah terjun menjadi digital nomad, walaupun fenomena itu sudah mulai terlihat terutama jika memperhatikan makin banyaknya coworking space yang menjadi ajang tempat bekerja para digital nomad, walaupun tidak selalu harus begitu, karena mereka bisa bekerja dimanapun sepanjang jaringan internet bagus.
Beberapa langkah terkait yang seharusnya sudah dilakukan Kominfo dalam kaitan penyediaan fasilitas bagi digital nomad adalah pemerataan infrastruktur 4G lewat penggelaran stasiun pemancar sinyal atau base transceiver station (BTS) di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) serta meningkatkan kapasitas jaringan satelit.
Era digital telah membawa perubahan besar, dan karenanya kehadiran internet telah menjadi kebutuhan mendasar. Bekerja dan produktif tidak harus berada di satu tempat. Keseriusan dalam mengantar Indonesia memasuki era digital dengan persiapan infrastruktur dan literasi digital pun terus dilakukan Kemenkominfo, sehingga Indonesia siap menjadi destinasi para digital nomad dunia bahkan milenial Indonesia siap menjadi bagian dari digital nomad. [S21]