BANTUAN gandum bagi negara-negara miskin seperti Sudan, Somalia dan Djibouti akan diberikan secara gratis oleh pemerintah Rusia dan Turki dalam waktu dekat ini.
Langkah Rusia dan Turki disepakati setelah dilakukan pembicaraan melalui telepon antara Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (04/11).
“Dalam pembicaraan telepon dia [Putin] mengatakan ‘mari kita kirim bantuan gandum secara cuma-cuma bagi Djibouti, Somalia dan Sudan’ – dan kami sepakat” kata Erdogan menjelaskan.
Proposal itu muncul di tengah maslah dalam kesepakatan yang memfasilitasi ekspor biji-bijian dari Ukraina. Perjanjian tersebut awalnya dinegosiasikan pada bulan Juli melalui serangkaian perjanjian yang melibatkan Rusia, Ukraina, Türkiye, dan PBB. Kesepakatan dirancang untuk membuka ekspor pertanian melalui Laut Hitam dari pelabuhan Ukraina, yang telah diblokir karena konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev.
Rusia secara singkat menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu menyusul serangan terhadap kapal-kapal Armada Laut Hitamnya. Moskow menyalahkan Kiev atas insiden itu, mengklaim telah menggunakan koridor gandum untuk meluncurkan drone laut ke kapal. Ukraina, bagaimanapun, telah membantah keterlibatan.
Moskow kembali ke kesepakatan setelah menerima jaminan keamanan tertulis dari Kiev bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor untuk tujuan militer. Pada hari Rabu, Putin mengatakan bahwa jika Kiev melanggar janjinya, Rusia berhak untuk menarik diri dari perjanjian untuk selamanya. Pada saat yang sama, presiden Rusia menekankan bahwa Moskow siap memasok gandum ke negara-negara termiskin secara gratis.
“Bahkan jika kesepakatan biji-bijian gagal, Rusia siap memasok biji-bijian ke negara-negara termiskin – ini sekitar 4% [dari total volume]. Jika Ukraina melanggar kewajibannya, kami akan memasok seluruh volume biji-bijian yang ditujukan untuk mereka secara gratis,” jelas Putin.
Moskow sebelumnya mengkritik distribusi gandum yang mengalir dari Ukraina. Pada September lalu, Putin mengatakan bahwa hanya sekitar 60.000 ton biji-bijian – sekitar 3% dari total volume yang diekspor oleh Kiev – menuju ke “negara-negara termiskin untuk program pangan PBB,” yaitu Yaman dan Djibouti. [DES]