SETELAH MOLOR hampir satu tahun dari jadwal semula, jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) disebut akan bisa digunakan pada Oktober tahun ini.
“Sekarang sedang tahap penyelesaian, kita harapkan akhir Oktober sudah bisa kita operasikan. Itu sampai Cimalaka, jadi lumayan bisa mem-by pass Sumedang, Cadas Pangeran, serta titik kemacetan antara Bandung-Sumedang,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Rabu (14/9).
Kementerian PUPR sebelumnya menyatakan tol tersebut akan beroperasi sejak Desember tahun 2021, artinya hampir setahun lebih lambat dari rencana awal.
Hedy menyebut pengerjaan seksi 4, seksi 5 dan seksi 6 merupakan tanggungjawab BUJT. Target penyelesaian yang awalnya akhir tahun 2021 menjadi Oktober 2022 karena sejumlah permasalahan yakni topografi yang cukup sulit. Meski begitu, penyelesaian terus didorong agar bisa beroperasi sesuai target.
Menurut Hedy, kehadiran Tol Cisumdawu mampu mendukung konektivitas akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Dia memperkirakan waktu tempuh Bandung – Bandara Kertajati yang berjarak sekitar 180 Km menjadi 1 jam dengan kehadiran Tol Cisumdawu.
“Seksi 4, Seksi 5 dan Seksi 6 yang dikerjakan BUJT juga kita harapkan Oktober bisa selesai walaupun kondisi realitas di lapangan kami agak pesimis. Kita harapkan paling lambat Desember karena jalan ini sudah ditunggu cukup lama oleh masyarakat,” pungkas Hedy.
Tol Cisumdawu secara keseluruhan memiliki panjang 60 kilometer, terbagi dalam 6 seksi diantaranya;
Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 11,45 km
Seksi 2 Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 km
Seksi 3 dari Sumedang ke Cimalaka sepanjang 4,05 km
Seksi 4 Cimalaka – Legok sepanjang 8,20 km
seksi 5 Legok – Ujungjaya sepanjang 14,9 km
seksi 6 Ujung Jaya-Dawuan 6,06 km
Sebagai informasi, pendanaan Tol Cisumdawu menggunakan berbagai sumber di antaranya pinjaman pemerintah Tiongkok dan investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Citra Karya Jabar Tol.
Dana APBN dan pinjaman dari Cina, digunakan untuk pembangunan seksi I dan seksi II dengan total Rp 6,6 triliun. Sedangkan seksi III hingga VI dibiayai oleh BUJT dengan investasi Rp 8,1 triliun. [PAR]