Bus Double Decker Karina -maxresdefault
Bus Double Decker Karina -maxresdefault

Banyak orang baru-baru ini enggan naik pesawat terbang karena prosedurnya yang ruwet dan membuat biaya perjalanan menjadi mahal. Keharusan tes PCR sebagai syarat naik angkutan udara — meski kebijakan ini baru saja direvisi setelah banyak dikritik — memaksa orang mencari pilihan alternatif berkendara, betapa pun jauh perjalanan harus ditempuh. 

Angkutan yang tersedia dengan mudah, salah satu pilihannya naik bus jarak jauh. Semula saya mau memilih naik kereta api untuk rencana perjalanan saya dari Jakarta ke Madura. Tapi setelah mempertimbangkan pilihan lain, saya memutuskan naik bus karena ia bisa langsung mengantar saya turun persis di depan pintu gerbang lokasi tujuan.

Semula sempat terpikir betapa melelahkan naik bus, seperti selama ini saya alami. Tapi ternyata kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Ada pilihan naik bus yang agak rada mewah, yaitu bus dua tingkat. Kursi tempat duduk layaknya kursi pesawat terbang, dengan jarak antar kursi duduk yang cukup lapang untuk melonjorkan kaki dalam posisi seperti tidur.

Getaran bus tak begitu terasa, mungkin karena teknologi karoseri yg semakin baik. Suara bising dari luar juga tak begitu terdengar. Selain itu, didukung jalan tol yang mulus dari Jakarta hingga ujung Surabaya, Jawa Timur, perjalanan menjadi semakin nyaman, dan waktunya pun jauh lebih singkat.

Pilihan naik bus cocok dengan insting frugal (hemat) saya. Moda transportasi darat naik bus ternyata menarik, dan kini banyak jadi pilihan baru bagi penumpang seperti saya. Bus yang awalnya terkesan kumuh dan melelahkan ternyata kini tak begitu kenyataannya.

Rupanya selama ini ini sudah berlangsung modernisasi industri bus domestik, terutama untuk trayek Jawa dan Bali. Teknologi bus Mercedes, Scania dan Volvo yang menjadi pilihan sebagian besar perusahaan bus telah menciptakan kenyamanan luar biasa dalam berkendara jalur darat.

Yang membuat saya penasaran, kenapa bus Karina dua tingkat yang saya tumpangi ini hanya melayani dua rute utama Jakarta-Surabaya-Malang, dan Jakarta-Madura? Lalu, belakangan fokus ke trayek Jakarta-Madura saja. Setelah googling, akhirnya saya menemukan jawabannya. Kenapa Madura, menurut alasan pihak Karina, karena disana tidak ada bandara.

Tapi, itu jawaban tahun 2017. Ketika itu, Karina baru mengoperasikan 12 bus dua tingkat yang memberi pengalaman berkendara kelas premium. Saat ini, di Sumenep Madura sudah terdapat bandara Trunojoyo yang disinggahi pesawat berbadan besar nan nyaman. Dalam kondisi persaingan angkutan ini, tokh naik bus dua tingkat tetap menarik peminat.

Sebanyak 44 kursi bus itu selalu penuh penumpang. Bahkan tak jarang, dua bus berangkat bersamaan dan beriringan, membawa 88 penumpang. Memang kadang ia berhenti di satu dua titik mengambil penumpang. Ia juga berhenti agak lama di dua resto langganan di Jawa Timur dan Jawa Barat, memberi kesempatan penumpang menikmati sajian yang disediakan pengelola bus. [Ahmadie Thaha]