Koran Sulindo – Siapa kah Djiaw Kie Siong? Jasa apa yang diberikannya pada Kemerdekaan Republik Indonesia?
Djiaw Kie Siong yang lahir di Pisangambo, Tirtajaya, Karawang, Jawa Barat, 1880 dan meninggal dunia tahun 1964 adalah pemilik rumah di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang tempat Bung Karno dan Bung Hatta diinapkan oleh para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik mereka dalam rangka menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah ini pula naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis.
Baca juga Peristiwa RENGASDENGKLOK : Menjelang Detik-detik Proklamasi
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Naskah teks proklamasi juga sudah disiapkan di rumah itu. Bendera Merah Putih pun sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.
Ketika naskah proklamasi akan dibacakan, tiba-tiba pada Kamis sore datanglah Ahmad Subardjo. Ia mengundang Bung Karno dan kawan-kawan berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56.
Selain kedua “Bapak Bangsa” itu, rumah itu ditinggali pula oleh Sukarni, Yusuf Sukanto, dr. Sutjipto, Ibu Fatmawati, Guntur Soekarnoputra dan lainnya selama tiga hari, pada 14-16 Agustus 1945.
Djiaw adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa. Ia merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan yang kelak menjadi “Bapak Bangsa”. Hingga kini rumahnya masih dihuni oleh keturunannya.
Babah (sebutan untuk laki-laki Tionghoa) Djiaw pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar. Tak dibolehkan merengek minta-minta sesuatu kepada pihak mana pun. Bahkan, harus rela setiap hari menunggui rumah mereka demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa.
Djiaw meninggal dunia pada 1964 dan namanya hampir tidak dikenal ataupun tercatat dalam sejarah. Mayjen Ibrahim Adjie pada saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi pernah memberikan penghargaan kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.
Saat ini rumah Djiauw Kie Siong yang semula berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan di lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957.
Menurut cucu Kie Siong, Djiauw Kim Moy, bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa.
Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat.
“Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung,” jelas Kim Moy.
Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Sukarno dan Kie Siong, termasuk juga foto Megawati dan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, yang sempat berkunjung ke rumah tersebut. [Nora E]