SULUH INDONESIA terbit pertama kali di Jakarta pada tahun 1953, juga dikenal sebagai Sulindo, yang berhaluan ke Partai Nasional Indonesia (PNI), namun bukan merupakan organ resmi partai tersebut. Suluh Indonesia berhenti terbit Oktober 1965.
Kini Koran Suluh Indonesia kembali diterbitkan dalam format baru. Koran Suluh Indonesia kini secara resmi juga tidak berafiliasi ke partai politik mana pun.
Kehadiran Koran Suluh Indonesia kini lebih dimaksudkan sebagai bagian dari upaya memperkuat kembali nasionalisme bangsa Indonesia di tengah kecenderungan mengerasnya politik identitas di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir.
Nasionalisme yang diusung Koran Suluh Indonesia bukanlah nasionalisme yang bercorak chauvinistis. Bukan pula nasionalisme yang dipasung dengan dalam kerangkeng politik praktis. Nasionalisme yang disuarakan Koran Suluh Indonesia adalah nasionalisme yang berpijak pada nilai-nilai luhur Pancasila untuk mempererat kesatuan bangsa.
Itu sebabnya, moto atau tagline yang digunakan oleh Koran Suluh Indonesia kini pun tetap sama dengan yang digunakan ketika pertama kali terbit: Untuk Kesatuan Rakyat dan Bangsa.
Pendiri: Izedrik Emir Moeis
Koordinator Media: Kiki Arsahadi
Media Cetak: Sijo Sudarsono
Media Daring: Jay Siman
Jurnalis/Multimedia:
Iqyanut Taufik, Ulfa Nurfauziah
Administrasi/Keuangan:
Zaroza Arda Lena
Konsultan Legal:
Sitompul Charles Marolop, SH.
Penerbit:
PT Sulindo Media Nusantara
Jl. Duren Tiga Raya No. 12 UVW,
Pancoran, Jakarta Selatan 12780
Telepon / WhatsApp:
(021) 2696 2069
Email:
redaksi@koransulindo.com
bisnis@koransulindo.com