Koran Sulindo – Dalam melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 kepada anak, sekaligus untuk mendukung kegiatan sekolah tatap muka agar bisa segera kembali digelar, pemerintah berencana menggandeng pihak sekolah.
Sejak vaksinasi anak usia 12-17 tahun digulirkan, pemerintah melakukan berbagai percepatan dan berdasarkan hasil koordinasi dengan berbagai kementerian, vaksinasi di sekolah mulai direncanakan.
“Kemudian sekarang kami sedang kejar vaksin melalui sekolah karena melalui sekolah kami yakini target akan cepat tercapai,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga saat meninjau vaksinasi 150 anak di RW 028 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (3/8).
Pertimbangan sekolah sebagai bagian dari penyelenggara vaksin agar alur vaksinasi berjalan dengan baik, anak-anak pun terhindar dari kerumunan saat vaksinasi karena tidak bercampur dengan orang dewasa.
“Kalau di sekolah akan menjauhkan anak-anak dari kerumunan, kemudian kalau di sekolah yakin anak-anak pasti mengikuti aturan sekolah yang ada. Lalu alur vaksinasi bisa diatur sebaik-baiknya sehingga anak-anak tetap mendapatkan vaksin tapi tetap melakukan protokol kesehatan,” ujar Bintang.
Untuk itu, orang tua tetap harus mendampingi serta memberikan pemahaman kepada anak bahwa vaksinasi itu aman dan penting untuk keselamatan semua.
“Jadi kita bersama-sama harus mendukung hal ini. Terutama bagi anak-anak generasi penerus bangsa yang harus memberikan kepentingan yang terbaik bagi anak-anak,” beber Bintang.
Orang tua juga, kata Bintang, harus menjauhkan anak-anak dari informasi yang menyesatkan soal vaksin agar mereka tidak takut sekaligus memposisikan mereka sebagai pahlawan negara karena telah divaksin.
“Perlu edukasi dan pendampingan terhadap anak-anak yang divaksin, bahwa mereka juga jadi pahalwan pemberantsan Covid-19. Bagaimana dengan vaksin mereka bisa melindungi diri, menjaga lingkungan, dan menjaga Indonesia, jadi jangan takut vaksin. Waktu kecil juga sudah divaksin jadi vaksin ini hal biasa,” jelas Bintang.