Sulindomedia – Ulat gagak menyerbu ke kebun-kebun, selokan, jalanan, hingga permukiman.warga di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Walau tidak menimbulkan gatal, kehadiran ribuan ulat seukuran jari kelingking orang dewasa dan berwarna hitam kombinasi kuning tersebut dianggap mengganggu. Karena, ulat menempel dan memakan habis daun tanaman di kebun warga.

Menurut Tarno, seorang warga, jumlah ulat itu semakin banyak sehabis hujan turun. “Biasanya muncul di got, lalu ke jalan-jalan,” tutur Tarno. Selain menjijikkan, ulat itu juga menimbulkan bau tak sedap.

Sementara itu, di Desa Notog Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ulat daun menyerang puluhan hektare tanaman padi yang masih berusia enam pekan. Petani pun terpaksa turun sawah untuk mengambil satu per satu ulat hijau yang menempel pada daun.

Diungkapkan seorang petani, sedikitnya ada 48 hektare tanaman padi yang diserang ulat daun. Ulat menyerang daun padi. “Pada usia enam minggu daun padi sedang tumbuh subur. Jika terkena ulat daun, dipastikan pertumbuhannya akan terganggu. Ini jelas akan memengaruhi produksi padi,” kata Suwardi, petani itu, Ahad (13/3/2016).

Sebelumnya, pada Januari lalu, hama ulat juga menyerang perkampungan warga di tiga desa di Kecamatan Kadur, Pamekasan, Jawa Timur. Rumah-rumah warga yang terserang hama ulat itu yang tinggal di sekitar kebun jati rakyat, seperti di Desa Sokalelah, Kertagena Laok, dan Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan. [LAS/KAM/JUR/PUR]