Koran Sulindo – Pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) jangan sampai negara disebut “failed nation lantaran peningkatan penularan Covid-19 ditanggapi sebagai celoteh anak kencur oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan, Wanto Sugito. Cuitan Ibas itu tertuang dalam foto yang diunggah Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Imelda Sari di akun Twitter miliknya, @isari68, Selasa (6/7).

Menurutnya, Ibas yang juga putra bungsu Susilo Bambang Yudhoyono sangat tidak membantu untuk meredam situasi di tengah pandemi Covid-19. Justru pernyataan tersebut memerkeruh dan menyakiti hati para tenaga kerja kesehatan (nakes) yang sudah berjuang  mengobati para pasien Covid-19.

“Lebih baik Ibas perhatikan saja Demokrat agar tidak jadi partai gagal “failed party”. Soalnya gejala menjadi partai gagal sudah di depan mata. Cari cara saja agar lolos PT di 2024. Atau yang gagal itu pemikiran Ibas. Mungkin akibat pengaruh yang membuat pikirannya tidak lagi jernih,” ujar Wanto Sugito dalam keterangan tertulis, Jumat (9/7).

Wanto menilai kritik yang disampaikan Ibas sangat tidak substansial. Bahkan tingkat kehadirannya di DPR juga patut dipertanyakan.

“Tolong itu cek kehadirannya di DPR, khususnya di Komisi VI. Teman sejawatnya di DPR saja pada mengatakan jarang rapat, itukah wakil rakyat yang mau dicontoh?” tandas pria yang akrab disapa–Klutuk itu.

Ketua Umum Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem) ini mengingatkan bahwa negara demokrasi memang tidak harus alergi kritik, namun apapun yang harus disampaikan sepatutnya substansial dan konstruktif.

“Jadi, tidak malu-maluin. Koreksi ke diri sendiri dulu. Dan jika dikritik balik, jangan senewen,” paparnya.

Sebelumnya diberitakan, ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, mengingatkan pemerintah agar Indonesia jangan sampai menjadi failed nation atau negara gagal.

Peringatan tersebut disampaikan Ibas saat menyoroti kasus penularan Covid-19 yang terus melonjak dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, Indonesia jangan sampai menjadi negara gagal karena negara tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.

“Jangan sampai negara kita disebut negara gagal akibat ketidakmampuan negara selamatkan rakyatnya,” kata Ibas. [CHA]