Joko Widodo mencium bendera Merah Putih seusai diumumkan sebagai Capres PDI Perjuangan, di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara (14/3/2014). Jokowi saat itu mengatakan siap menerima mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014/ANTARA FOTO/ Tempo-Imam Sukamto

Koran Sulindo – Mayoritas elit percaya Presiden Joko Widodo bisa menangani pademi virus corona atau Covid-19 dengan baik.

Hal itu berdasarkan survei Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia dengan persentase sebanyak 23,4 persen elite mengaku kepercayaannya terhadap Jokowi biasa saja. Sebanyak 16,8 persen tidak percaya dan 2 persen sangat tidak percaya. Sisanya, sebanyak 0,3 persen responden tidak menjawab.

“Sementara, 42,8 persen cukup percaya pada Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (20/8).

Public trust and confident di kalangan elite terhadap Jokowi, kata Muhtadi, masih di atas 50 persen. Total ada kurang lebih 57 persen elite yang masih percaya pada Presiden Jokowi dalam menangani Covid-19.

“Ini bukan angka yang kecil,” ujar Muhtadi.

Muhtadi melanjutkan, para elite juga percaya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mampu menangani pandemi Covid-19.

“Namun, responden elite pemuka opini yang percaya terhadap Pak Menkes dalam penanganan Covid-19, itu relatif jauh lebih rendah dibanding yang masih percaya terhadap Presiden Jokowi,” kata Muhtadi.

Ada sebanyak 4,3 persen elite yang sangat percaya akan kinerja Menkes Terawan dalam menangani pandemi. Kemudian, 32,9 persen mengaku cukup percaya.

Sebanyak 25 persen elite percaya kepada Terawan biasa saja. Kemudian, 26,6 persen elite mengaku tidak percaya dan 10,5 persen sangat tidak percaya. Sisanya, sebanyak 0,7 persen responden tidak menjawab.

Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia ini digelar selama awal Juli hingga awal Agustus 2020 dengan melibatkan 304 responden dari 20 kota di Tanah Air, yang seluruhnya merupakan pemuka opini.

Responden dipilih secara purposif yang umumnya dijadikan rujukan oleh media, seorang pengamat kesehatan, pengamat sosial politik, tokoh organisasi masyarakat, LSM, dan pengusaha. [WIS]