Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto
Ilustrasi: Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto/CHA

Koran Sulindo — PDI Perjuangan mengerahkan Tim Badan Penanggulangan Bencana untuk membantu korban banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

“Seluruh tim sudah dilatih Basarnas dan BNPB serta BMKG. Melalui Baguna seluruh gerak kemanusiaan Partai di kedepankan. Sebab politik itu membumi dan menyatu dengan seluruh kehidupan rakyat,” kata Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (16/7).

Menurut Hasto, pada Rabu (15/7), Baguna yang ada di Provinsi Sulsel dipimpin Ketua DPD Partai Andi Ridwan Wittiri bersama Kepala Baguna Evi Wulandari telah bergerak. Bahkan, pada Kamis pagi dirinya melakukan teleconference dengan seluruh jajaran Baguna dan para Ketua DPC Partai di Sekitar Luwu Utara.

“Ini bencana alam yang dahsyat dan kami percaya Presiden Jokowi dan Mensos Ari Batubara akan bertindak cepat membantu rakyat. Ketua DPP Bidang Sosial dan Bencana Alam Ribka Ciptaning dan Wasekjen Kerakyatan Sadar Restu telah melakukan langkah koordinasi dan siap melakukan mobilisasi tim Baguna Pusat,” kata Hasto.

Hasto berpendapat apa yang terjadi semakin menyadarkan betapa pentingnya menjaga lingkungan. Pelarangan penebangan hutan bersifat wajib, demikian pula kegiatan pertambangan harus memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Berdasarkan laporan Baguna Sulsel, tanah longsor di Luwu Utara akibat pembalakan liar. Untuk itu aparat kepolisian harus bertindak tegas,” kata Hasto.

Hasto menambahkan, PDI Perjuangan telah memasukkan aspek lingkungan ini sebagai materi dalam sekolah para calon kepala daerah. Apalagi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menginstruksikan untuk membantu korban banjir bandang di Luwu Utara.

“Rakyat tidak boleh menjadi korban. Ketua Umum PDI Perjuangan telah menginstruksikan seluruh kader Partai di Sulsel untuk bergotong royong. Prioritaskan bantuan untuk Ibu-Ibu dan anak-anak Balita. Dapur Umum disiagakan. Bantu rakyat tanpa membeda-bedakan pilihan politiknya,” tegas Hasto.

Sementara itu, banjir bandang yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Luwu Utara di Sulawesi Selatan tercatat telah menyebabkan 24 orang meninggal dunia dan 69 orang hilang menurut data terkini Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.

“Fokus pada hari ini pada pencarian orang hilang. Dari data yang ada, 69 orang yang hilang, kemudian yang ditemukan meninggal itu ada 24 orang,” kata Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar.

Pada Senin (13/7), banjir melanda Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat di Kabupaten Luwu Utara.

Banjir di wilayah itu menyebabkan 4.930 rumah terendam, 10 rumah hanyut, 213 rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, satu Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur, jembatan antar desa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur.

Menurut data BPBD, banjir memaksa 156 kepala keluarga yang terdiri atas 655 orang mengungsi dan berdampak pada 4.202 keluarga yang terdiri atas 15.994 orang. [WIS]