Ilustrasi/infopublik.go.id

Koran Sulindo – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angkutan barang lewat darat dan laut pada Maret 2020 naik, tapi jumlah penumpang anjlok.

“Memang ini menjadi komitmen pemerintah bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sebagainya tidak boleh mengganggu logistik demi menjaga supaya barang-barang terdistribusi dengan lancar dari satu daerah ke daerah lain,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Angkutan barang lewat kereta api pada Maret 2020 naik 15,75 persen menjadi 4,5 juta ton. Selama Januari-Maret 2020, jumlah barang yang diangkut kereta api naik 5,82 persen menjadi 13,0 juta ton.

Barang-barang yang diangkut dengan menggunakan angkutan laut pada Maret 2020 juga naik 6,00 persen menjadi 25,5 juta ton. Sehingga, selama Januari-Maret 2020 jumlah barang yang diangkut naik 5,10 persen atau mencapai 74,6 juta ton.

Namun di saat sama jumlah penumpang yang diangkut baik dengan kereta api, maupun menggunakan angkutan laut turun, bahkan anjlok pada penumpang angkutan udara.

Jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Maret 2020 sebanyak 23,4 juta orang atau turun 27,45 persen dibanding Februari 2020. Selama Januari–Maret 2020 jumlah penumpang sebanyak 89,8 juta orang atau turun 12,58 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.

Sedangkan jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada Maret 2020 tercatat 1,9 juta orang atau turun 3,78 persen dibanding Februari 2020. Sehingga, selama Januari–Maret 2020 jumlah penumpang mencapai 6,1 juta orang atau naik 20,05 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2019.

Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Maret 2020 sebanyak 4,6 juta orang atau turun 20,84 persen dibanding Februari 2020.

Jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun tajam sebesar 50,44 persen menjadi 558.700 orang. Selama Januari–Maret 2020 jumlah penumpang angkutan udara domestik sebanyak 16,7 juta orang atau turun 10,12 persen dan jumlah penumpang internasional sebanyak 3,4 juta orang atau turun 24,15 persen dibanding periode yang sama 2019.

Wisatawan Asing juga Anjlok

Sementara itu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 juga anjlok. Penurunan tajam, di mana hal ini sebagai dampak dari beberapa kebijakan akibat pandemi COVID-19.

“Pada Maret 2020, jumlah wisman turun drastis. Dan sekarang jumlahnya hanya tinggal 470.900 wisman. Kalau kita lacak data historisnya, jumlah wisman ini hampir sama dengan pada 2007,” kata Suhariyanto.

Jumlah kunjungan wisman pada Maret 2020 tersebut mengalami penurunan 45,5 persen dibandingkan pada Februari 2020. Angka tersebut juga turun 64,11 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Menurut kedatangan melalui bandar udara, Suhariyanto mengatakan bahwa penurunan kunjungan wisman terjadi di hampir seluruh pintu utama bandar udara di Indonesia, di antaranya di Bandara Ngurah Rai Bali turun 64,72 persen, di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta turun 75 persen, dan Bandara Kualanamu Medan turun 64,11 persen.

Jumlah wisman lewat laut juga mengalami penurunan. Di Batam turun 75 persen, di Tanjung Uban turun hingga 92 persen. Demikian juga yang datang lewat darat seperti di Atambua dan Entikong.

Berdasarkan kebangsaan, penurunan yang paling tajam terjadi pada kunjungan wisman yang datang dari Tiongkok, yaitu 97,46 persen. Kemudian dari Hongkong turun 96 persen, dan Kuwait turun 89 persen.

“Hampir wisman dari seluruh negara ini mengalami penurunan tajam. Dan ini bisa disadari karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Lockdown di beberapa negara, dan penghentian penerbangan,” katanya.

Secara kumulatif, total kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Maret 2020 mencapai 2,6 juta, dimana pada Januari 2020 situasi pariwisata masih normal, dan mulai terjadi penurunan pada Februari 2020 hingga Maret 2020.

Jika dibandingkan pada Januari-Maret 2019, jumlah kunjungan wisman periode yang sama tahun ini mengalami penurunan 30,62 persen. [RED]