coronavirus-reuters
Ilustrasi; Penyemprotan disinfektan di stasiun kereta api di Kunming, Provinsi Yunnan, China, pada 4 Februari 2020/Reuters

Koran Sulindo – Indonesia mampu mendeteksi virus corona tipe baru bernama COVID-19 baik dari segi sumber daya manusia dan juga fasilitas laboratorium yang ada.

“Kemampuan deteksi itu sudah ada dan itu bukan sesuatu yang baru buat kami,” kata Prof Herawati Sudoyo, dalam seminar awam tentang virus corona COVID-19 di Lembaga Eijkman Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Herawati Sudoyo adalah salah seorang pendiri Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Lembaga Eijkman menyatakan memiliki dua cara pendeteksi yaitu dengan pan-coronavirus maupun yang lebih sensitif yaitu dengan 2019-nCoV Quantitative PCR. Selain itu Lembaga Eijkman juga memiliki laboratorium level tiga yang seperti dimiliki oleh Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan dan juga pusat genom untuk melakukan sequencing DNA atau pengurutan DNA untuk mengetahui informasi paling mendasar suatu gen atau genom.

“Pendeteksian virus corona bukan merupakan hal baru dan proses pemecahan DNA adalah hal rutin yang biasa dilakukan di Lembaga Eijkman,” kata Herawati.

Menurut Herawati media yang menyebut Indonesia belum bisa mendeteksi virus corona salah mengartikan pernyataan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio.

Sebelumnya, Prof Amin mengatakan Indonesia telah memiliki alat pendeteksi virus corona bernama pan coronavirus yang memerlukan waktu sedikit lebih lama. Namun belum memiliki pendeteksi yang lebih sensitif dan dengan waktu lebih singkat. Pada saat ini pendeteksi virus corona terbaru tersebut telah tersedia.

“Jadi disalahartikan bahwa Indonesia, dalam hal ini mungkin bukan Lembaga Eijkman lagi, bahwa Indonesia tidak memiliki tes tersebut. Tapi sebenarnya kemampuan itu ada,” kata Herawati.

Herawati menjabarkan alasan Indonesia sampai saat ini belum mengumumkan kasus konfirmasi COVID-19 bisa terjadi dari beberapa faktor dan dijelaskan dengan parameter yang sistematis. Namun pemeriksaan sampel silang di sejumlah laboratorium berbeda, ataupun pengambilan sampel yang lebih banyak mungkin diperlukan untuk memperkuat konfirmasi hasil laboratorium untuk meyakinkan publik terhadap kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus corona.

Saat ini pemeriksaan spesimen orang yang terduga terinfeksi virus corona hanya dilakukan oleh pemerintah melalui Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dari 64 spesimen yang telah diperiksa, sebanyak 62 terdeteksi negatif dan dua lainnya masih dalam pemeriksaan. [sulindox@gmail.com]