Koran Sulindo – PDI Perjuangan menegaskan komitmennya untuk menggalang seluruh komponen masyarakat guna melibatkan diri secara aktif bersama seluruh jajaran pemerintahan negara di dalam melawan berbagai aksi terorisme.
Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, peledakan bom yang terjadi di Medan, tidak jauh bedanya dengan bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya pada bulan Mei 2018 yang lalu.
“Kejahatan terorisme membunuh kemanusiaan adalah suatu aksi biadab yang tidak bisa dibenarkan dengan cara apapun,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (14/11).
Atas aksi terorisme yang berakar dari radikalisme dengan benih-benih sikap intoleran, maka PDI Perjuangan mengajak seluruh komponrn bangsa untuk bahu-membahu bersama dengan seluruh alat negara untuk melawan gerakan ideologi kegelapan tersebut.
“Sudah terlalu banyak korban terorisme yang merusak bangunan Indonesia yang cinta damai dan toleran. Perlu langkah komprehensif dan simultan guna mengatasi terorisme,” ujar politikus asal Yogyakarta itu.
Pendekatan hukum dan politik saja tidak cukup. Karenanya, perlu juga pendekatan sosial-ekonomi, dan kebudayaan melalui gerakan rakyat agar menjadi kekuatan semesta untuk melawan paham anti kemanusiaan.
“Pada saat bersamaan hukum sebagai panglima, tanpa pandang bulu memberantas berbagai bentuk kejahatan terorisme tersebut,” kata Hasto.
Hasto menuturkan, sudah saatnya negara bersikap lebih tegas. Sebab, demi tugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, pemerintahan negara Republik Indonesia mendapat mandat dan legalitas dari rakyat untuk menciptakan rasa aman dan ketentraman masyarakat.
“PDI Perjuangan juga mendorong pendidikan nasional sebagai wahana membangun kehidupan berbangsa yang berbudi pekerti dan toleran terhadap perbedaan. Sebab intoleransi adalah akar dari terorisme,” tandas Hasto.
“Dengan gotong royong seluruh komponen bangsa, kita wujudkan Indonesia yang tenteram dan damai, kedepankan nilai-nilai kemanusiaan”. [CHA/TGU]