Koran Sulindo –Berkunjung ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah  di Lamno, Aceh Jaya, Nangroe Aceh Darusallam, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin diminta mendorong pembangunan pesantren.

Pembangunan pesantren-pesantren dilakunan terutama di tempat-tempat yang hancur akibat terdampak tsunami tahun 2004 silam.

Menurut Teungku Haji Asnawi pengasuh Pondok Pesantren Budi meski  terus melakukan pembangunan, namun setelah tsunami pembangunannya tak secepat sebelumnya.

Kondisi membuat membuat para santri tak mendapatkan fasilitas yang memadai.

“Bangunannya habis kena tsunami. Perlu disampaikan di sini bahwa kami sangat memerlukan bantuan-bantuan karena santrinya terus bertambah,” kata Asnawi kepada rombongan dari TKN tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan TKN dipimpin Sekretaris Hasto Kristiyanto beserta sejumlah anggota tim seperti Lukmanul Hakim, Habib Sholeh Al Muhtar, Habib Ali Assegaf, dan KH Zainal Arifin.

Ada juga Zuhairi Misrawi dari Bamusi serta caleg dan petinggi PDI Perjuangan di daerah pemilihan Aceh seperti Karimun Usman dan Ramond Dony Adam.

Menurut Asnawi, didirikan semenjak tahun 1967 santri yang belajar di pondok pesantren jumlahnya rata-rata mencapai 2 ribu orang. Namun setelah terjadi tsunami jumlah tersebut menyusut hingga separonya. “Kami harapkan datang bantuan untuk pesantren ini,” kata dia.

Selain Asnawi kedatangan TKN juga disambut sejumlah pengasuh pondok pesantren lain seperti Tgk. H.Hafiduddin dari MIS Budi, Tgk. Fauzi Mubarak dari Ponpes Raudhatuthalibin, hingga Tgk. H Nasruddin Ali dari Ponpes Khairatul Hijaiain.

Kepada Asnawi, Hasto mengatakan bagaimanapun pembangunan di Aceh telah menjadi prioritas Jokowi selama empat tahun terakhir. Presiden, kata Hasto, sangat mencintai Aceh terlebih karena ia pernah tinggal dan bekerja selama tiga tahun di tempat itu. “Aceh adalah rumah kedua Pak Jokowi,” kata Hasto.

Kepada para pengasuh ponpes itu Hasto juga menjanjikan bakal kembali menggenjot pembangunan pesantren khususnya setelah RUU Pesantren disahkan. Diharapkan dengan undang-undang yang baru, Jokowi punya wewenang lebih untuk mengalokasikan APBN bagi pesantren.

Senada dengan Hasto, Tim KH Ma’ruf, KH Lukmanul Hakim menjelaskan pembangunan pesantren dan ekonomi sudah barang tentu menjadi prioritas Jokowi-Ma’ruf. Khususnya Ma’ruf yang selama ini sudah aktif dalam mengembangkan dua sektor tersebut di Indonesia.

“KH Ma’ruf Amin, tidak mungkin tidak mengawal pemikiran-pemikiran Islam. Perjuangan Abah Ma’ruf tidak akan berubah sebagai kiai, ulama. Hanya memindahkan area perjuangan, dulu kultural, sebentar lagi struktural,” kata dia.

Ia menambahkan di era pemerintahan Jokowi pemerintah telah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang bahkan diketahui langsung oleh Jokowi sekaligus menjadi satu-satunya presiden yang mengesahkan Hari Santri.

Menurut wakil ketua Majelis Ulama Indonesia ini, langkah Jokowi itu justru mengangkat harkat dan martabat santri yang selama ini dilupakan. Ia meyakini Jokowi-Ma’ruf bakal memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan pesantren.

“Hoaks Itu kalau Jokowi-Ma’ruf akan menghapus pelajaran agama dan akan meminggirkan pesantren,” kata dia.

Sependapat dengan koleganya, Zuhairi Misrawi mengatakan hanya Jokowi presiden yang paling banyak ke pesantren sekaligus membangun pesantren.

Jokowi juga yang banyak menggagas program-program yang bersinggungan langsung dengan pesantren seperti bank wakaf mikro, rusunawa pesantren hingga 1 juta beasiswa santri .  “Jadi Jokowi adalah presiden yang memuliakan dan mengangkat harkat santri,” kata Zuhairi.

Lebih lanjut ia menyebut saat ini para santri kini bangga ada hari santri karena sebelumnya ijazah santri tak pernah diakui pemerintah atau kampus negeri. Sekarang santri diakui, dan ijazah pesantren sudah diakui oleh kampus negeri.

“Tak benar bila kita akan tutup pesantren atau larang azan. Justru Jokowi ingin pesantren jadi pilar rahmatan lilalamin,” kata Zuhairi yang merupakan caleg PDI Perjuangan itu. [CHA/TGU]