Koran Sulindo – Pemimpin negara-negara di seluruh dunia diminta untuk menandatangani perjanjian internasional untuk mengakhiri krisis lingkungan dalam satu dekade terakhir. Perjanjian itu haruslah mengikat untuk mengakhiri polusi plastik dilaut.
“Waktu untuk menandatangani petisi ini hanya butuh 15 detik. Sementara kita menghabiskan waktu di media sosial sekitar 135 menit per hari. Waktu yang dibutuhkan untuk mengurai sampah plastik mencapai sekitar 450 tahun,” tulis World Wide Fund for Nature (WWF), lembaga nirlaba internasional yang fokus pada konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan dalam akun twitter-nya pada (5/3).
Tweet yang dikutip teleSUR itu menyebutkan, penggunaan produksi plastik telah meningkat sejak tahun 2000. Disebutkan rata-rata produksi plastik terpakai mencapai 300 juta ton per tahun.
Sebelum menyoroti masalah plastik, WWF pernah dituduh berperan mendanai dan mempersenjatai paramiliter oleh media daring Buzzfeed. Paramiliter yang didanai dan dipersenjatai WWF disebut menyerbu desa-desa yang berbatasan dengan taman nasional dan menyiksa, menyerang, melecehkan serta membunuh penduduk asli di Asia dan Afrika karena memburu binatang langka.
Masyaraka adat dan komunitas lokal di kawasan hutan lindung menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia oleh mereka yang mengaku penjaga lingkungan. WWF berperan menyediakan dukungan teknis, logistik dan keuangan.
Menanggapi laporan Buzzfeed itu, WWF meminta agar media daring itu melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan membagikan informasinya. Buzzfeed diminta menunjukkan bukti-bukti yang ditemukannya yang menunjukkan WWF bagian dari pelanggaran HAM tersebut.
“Ini perlu untuk mendukung tuduhan tersebut dan memperkuat laporan. Ini menjadi tanggung jawab mendesak kami karena tuduhan yang dibuat Buzzfeed. Kami menyadari pentingnya pengawasan demikian,” tambah WWF.
Dikatakan WWF, pihaknya tidak menoleransi setiap pelanggaran kebijakan. Karena itu, apapun laporan yang diungkap Buzzfeed, WWF akan segera meresponsnya secara cepat. [KRG]