Koran Sulindo – Mendekati pemilihan presiden pada 17 April nanti, calon petahana Joko Widodo disebut masih unggul atas saingannya Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei terbaru. Sejak Jokowi dan Prabowo dinyatakan secara resmi sebagai capres pada Agustus 2018, sebagian besar hasil survei menempatkan elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo.
Seperti yang dilaporkan Straits Times pada Selasa (5/3), elektabilitas Jokowi berada di kisaran 53 persen hingga 60 persen. Lalu, Prabowo berada di kisaran tak bergerak di angka 30-an persen. Dalam pemilihan presiden 2014, Jokowi unggul dari Prabowo sekitar 6,2 persen dari total suara sah. Sejak itu, persentase keunggulan Jokowi meningkat pesat.
Semisal, survei Indikator Politik Indonesia pada Desember 2018 menunjukkan jarak elektabilitas Jokowi atas Prabowo sekitar 20,1 persen. Demikian juga dengan survei Charta Politika menempatkan Jokowi mengungguli Prabowo dengan jarak 19,1 persen. Hasil survei terbaru diumumkan oleh Roy Morgan dari Australia pada Maret 2019, Jokowi bersama wakilnya Ma’aruf Amin mencapai 58 persen, sedangkan Prabowo dan Sandiaga Uno hanya 42 persen.
Direktur Eksekutif Roy Morgan Michele Levine mengatakan, kinerja ekonomi Indonesia selama 5 tahun terakhir dan kepercayaan tinggi dari masyarakat menjadi keberhasilan kepemimpinan Jokowi menjelang pemilihan presiden April nanti. Ia juga menambahkan, dukungan terhadap Jokowi sangat kuat di pedesaan Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Utara.
Hasil survei itu juga menunjukkan tingkat elektabilitas Jokowi dan Ma’ruf mulai naik di Banten dan Jawa Barat. Daerah ini merupakan basis kekuatan Prabowo dan Sandiaga Uno. Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Erick Thohir mengatakan, pihaknya meyakini Jokowi juga akan memenangi persaingan di Jawa Barat dan Banten.
Kendati diunggulkan berbagai lembaga survei, tim kampanye Prabowo-Sandi menolak semua hasil survei tersebut. Mereka meragukan keakuratannya dan merujuk kepada hasil survei internal mereka, elektabilitas Jokowi dan Prabowo juga bersaing ketat. Perbedaan elektabilitas Jokowi dan Prabowo tidak terlalu jauh.
Oleh karena itu, juru bicara BPN Prabowo-Sandi Andre Rosiade mengimbau agar tim Jokowi berhenti untuk mengkampanyekan perbedaan tingkat elektabilitas tersebut. BPN sama sekali tidak khawatir tentang semua hasil survei tersebut karena apa yang dikampanyekan tim Jokowi hanya menjadi bahan tertawaan. [KRG]