Pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Donald Trump di Singapura pada Selasa (12/6) [Foto: AFP]

Koran Sulindo – Sepekan menjelang pertemuan puncak Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ada sinyal yang dilontarkan Amerika Serikat (AS) soal pelonggaran sanksi. Tapi, pelonggaran sanksi itu, kata Trump, hanya akan dilakukan apabila Korea Utara berkomitmen untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Trump mengatakan hal itu kepada wartawan pada Rabu (20/2) sekaligus ada harapan pertemuan lagi dengan Kim setelah pertemuan di Hanoi, Vietnam nanti. Seperti dikutip Straits Times, Trump berpikir, Korea Utara punya komitmen untuk melakukan denuklirisasi kendati tidak ada kemajuan berarti setelah pertemuan pertama Trump dan Kim di Singapura tahun lalu.

“Saya pikir mereka (Korea Utara) ingin melakukan sesuatu (denuklirisasi),” kata Trump lagi.

Dikatakan Trump, pihaknya punya hubungan baik dengan Kim. Dan karena itu, ia tidak akan kaget jika pertemuannnya kelak membawa keberhasilan. Terlebih Kim telah membuat banyak kemajuan walau pertemuan di Vietnam nanti ditegaskan bukanlah pertemuan terakhir.

Ini merupakan pernyataan Trump yang paling terbuka, terutama soal komitmen AS yang akan melonggarkan sanksi kepada Korea Utara karena berkomitmen melaksanakan denuklirisasi. Sebelumnya, pemerintah AS menegaskan sanksi terhadap Korea Utara akan tetap berlaku sampai denuklirisasi selesai.

Kemudian, Trump pada Selasa (19/2) lalu berharap bahwa Korea Utara berkomitmen melaksanakan denuklirisasi. Tapi, Trump tidak akan mendesak dalam waktu dekat ini. Ketika bertemu Trump di Singapura tahun lalu, Kim berjanji akan melakukan denuklirisasi secara bertahap di Semenanjung Korea.

Tetapi pembicaraan itu tiba-tiba gagal karena ketika Korea Utara membuat kemajuan dalam hal denuklirisasi sementara sanksi penuh terhadap negara itu tetap berlaku. Kim sebelumnya pada September 2018 mengatakan, pihaknya setuju membongkar salah satu fasilitas nuklir secara permanen. [KRG]