Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo menjenguk korban tsunami Selat Sunda di Puskesmas Labuan, Kabupaten Pandeglang, hari ini. Purwanto, salah satu korban yang menjalani perawatan di puskesmas itu, berasal dari Lampung Selatan. Presiden mendoakan kesembuhan Purwanto.
“Saat itu saya sedang berada di pantai bersama sepupu-sepupu. Sedang ngobrol, tahu-tahu ada ombak datang setinggi tiang listrik,” kata Purwanto, di depan Presiden Jokowi, di Banten, Senin (24/12/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Ia berhasil menyelamatkan diri setelah berenang mendekati rumah tempatnya menginap bersama keluarga. Dia juga berhasil menyelamatkan istrinya.
“Saat itu istri saya lagi mandi. Saya tarik keluar, saya lari,” katanya.
Purwanto saat itu berlari menjauhi kawasan pantai untuk mencari bantuan. Paha kiri dan lengannya terluka saat berusaha menyelamatkan diri dan mencari bantuan. Istri Purwanto juga terluka dan menjalani perawatan dalam ruangan yang sama dengannya.
Setelah itu Presiden meninjau posko bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor Kecamatan Labuan. Ia menghampiri dan menyapa warga dan anak-anak yang mengungsi di tenda posko lapangan futsal Desa Rancateureup.
Di desa itu, pemerintah menyerahkan bantuan berupa bahan pangan pokok dan makanan jadi.
Pagi ini, Jokowi bertolak ke Provinsi Banten melalui Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja Bogor, Jawa Barat, menggunakan Helikopter EC725 Caracal milik TNI AU.
Sseperti dikutip setkab.go.id, setibanya di Kabupaten Pandeglang, Jokowi langsung meninjau beberapa lokasi yang terdampak bencana tsunami. Selain itu, Presiden akan mengunjungi beberapa puskesmas dan rumah sakit di Pandeglang yang jadi tempat perawatan para korban bencana tsunami.
Minggu (23/12/2018) kemarin, saat memberikan keterangan pers di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Presiden menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Sosial, Panglima TNI, hingga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan jajaran terkait untuk langsung terjun ke lapangan melakukan evakuasi dan pendataan.
Korban Terus Bertambah
Tsunami melanda pantai-pantai di wilayah Selat Sunda. Sebanyak d daerah di Provinsi Banten dan Lampung terdampak paling parah karena bencana tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB menyatakan bencana itu menyebabkan 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 warga mengungsi di Pandeglang dan Serang di Banten; serta Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran di Lampung. Bencana itu juga menyebabkan kerusakan 611 rumah, 69 hotel-vila, 60 warung-toko, dan 420 perahu-kapal di daerah-daerah tersebut.
“Jadi wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda. Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain,” kata Kepala Pusat Data Informasi da Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senin (24/12/2018), melalui rilis media.
Di Kabupaten Pandeglang, bencana itu menyebabkan 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, tujuh orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi. Tsunami juga merusak 611 rumah, 69 hotel dan vila, 60 warung makan dan toko, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 kendaraan di wilayah tersebut. Tsunami berdampak pada 10 kecamatan di Pandeglang. Kerusakan paling banyak terjadi di daerah pesisir Pantai Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung.
“Korban paling banyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo,” kata Sutopo.
Di Kabupaten Serang tsunami tercatat menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 30 orang luka-luka dan 28 orang hilang, juga kerusakan fisik yang masih dalam pendataan.
Sementara di Kabupaten Lampung Selatan tsunami tercatat mengakibatkan 60 orang meninggal dunia, 230 orang terluka-luka, 22 orang hilang dan 30 rumah rusak berat.
Di Kabupaten Tanggamus, satu orang meninggal dunia, empat rumah rusak berat, dan 70 perahu rusak. Tsunami juga menyebabkan satu orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, 231 orang mengungsi, 134 rumah rusak dan 14 perahu rusak di Kabupaten Pesawaran.
“Kemungkinan jumlah korban dan kerusakan masih bisa bertambah mengingat pendataan belum menjangkau seluruh daerah terdampak,” kata Sutopo. [DAS]