Kantor Pegatron di Taiwan. Foto: 9to5mac.com

Koran Sulindo Nikkei Asian Review pada Kamis ini (6/12) melaporkan, Pegatron yang perusahaan perakit smartphone iPhone asal Taiwan memutuskan, pabriknya akan dipindah dari Cina ke Batam, Indonesia, enam bulan ke depan. Penyebabnya: perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Namun, memang, pabrik yang dipindahkan ke Indonesia adalah yang memproduksi non-iPhone.

Pemindahan itu sebagai upaya menghindari tingginya tarif impor Amerika Serikat akibat perang dagang. Soal ini dibenarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Diungkapkan di kementeriannya, awalnya Pegatron sempat ragu berinvestasi di Indonesia karena ribetnya hal-ihwal perizinannya. Akhirnya, Luhut berhasil meyakinkan pihak Pegatron.

“Semua izin kita urusin, pokoknya kamu investasi di sini, sepanjang kamu ikutin semua aturan yang ada. Supaya jangan ada persulit dengan sogok-menyogok, ditangkap KPK lagi,” kata Luhut, mengisahkan upayanya meyakinkan pihak Pegatron.

Memang, proses perizinan di Indonesia dianggap begitu ribet oleh banyak calon investor dari negara lain. Bahkan, dalam laporan Bank Dunia yang bertajuk Doing Business 2019, Indonesia berada di peringkat ke-73 dari 190 negara dalam hal kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB). Menurut laporan Bank Dunia itu, investor masih mengalami kesulitan dalam mengurus izin ekspor-impor di Indonesia.

Terkait Pegatron, Luhut enggan menyebutkan, berapa nilai investasi yang akan ditanam di Indonesia. “Investasinya masuk bertahap. Dia mau lihat dulu. Kita memang dorong orang-orang yang mau relokasi industrinya, terutama semikonduktor, HP, elektronik, ke Indonesia,” tuturnya

Nikkei Asian Review mengungkapkan, untuk lini produk yang pabriknya akan dipindah ke Batam itu, Pegatron setiap tahun meraup pendapatan hampir US$ 1 miliar (Rp 14 triliun). Investasi di Indonesia sendiri, ditulis dalam berita itu, akan dimulai pada Desember 2018 ini, dengan produksi penuh diperkirakan terjadi pada pertengahan 2019.

Dikabarkan, bukan hanya Pegatron yang akan mengalihkan lokasi pabriknya akibat perang dagang. Sejumlah perusahaan lain pun sedang mengambil ancang-ancang, antara lain Wistron, yang merupakan perusahaan pembuat Apple Watch Quanta Computer and Compal dan pembuat AirPods Inventec.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Darmin Nasution juga telah mengatakan, Indonesia berpeluang menjadi negara tempat relokasi industri yang berasal dari Cina akibat perang dagang. “Investor di Cina sudah mulai mikir, ‘ini kalau di Cina akan terus susah’,” kata Darmin saat bicara dalam seminar “Proyeksi Ekonomi Indoensia 2019” di Jakarta, 28 November 2018.

Kendati begitu, lanjutnya, bukan hal mudah bagi Indonesia untuk menjadikan peluang itu dapat diwujudkan. Karena, beberapa negara lain di Asia Tenggara juga sedang berupaya keras mendapatkan keuntungan itu.

“Tinggal pertarungannya adalah kita lebih kompetitif dan menarik atau tidak dari Vietnam, Thailand, dan Malaysia di Asia Tenggara. Ada satu lagi saingan yang berat, yaitu India,” ungkap Darmin.

Indonesia, lanjutnya, tidak boleh kehilangan momentum ini. Itu sebabnya, pemerintah fokus berbenah menawarkan berbagai insentif agar para investor yang berasal dari Cina menilai relokasi ke Indonesia adalah hal yang paling menguntungkan dibanding di negara lain. [RAF]