Koran Sulindo – Ketimpangan ekonomi dan tindakan diskriminasi kepada para pengungsi atau kaum migran menjadi perhatian Paus Fransiskus. Ia mengkritik ketimpangan yang meningkat saban tahun dan mengkritik dunia yang mengabaikan para pengungsi akibat situasi global.
“Ketidakadilan merupakan akar kemiskinan,” kata Paus seperti dilaporkan teleSUR pada Minggu (18/11).
Pernyataan itu ia keluarkan sebagai bentuk simpatinya kepada orang miskin, telebih-terlebih Gereja Katolik Roma memeringati hari orang miskin sedunia. Jeritan orang miskin, kata Paus, setiap hari semakin nyaring terdengar. Akan tetapi, dunia seolah-olah tak mendengarnya. Jeritan itu tenggelam dengan hiruk-pikuk orang kaya yang semakin meruncing hanya di tangan segelintir orang.
Kepada kaum migran, Paus menegaskan dukungannya dan mengimbau agar semua orang memberikan perhatian kepada para pengungsi itu. Para pengungsi itu terpaksa meninggalkan rumah dan tempat kelahirannya demi masa depan yang tidak pasti.
Soal pernyataan migran ini, Paus terpicu dari penolakan Amerika Serikat (AS) terhadap ratusan kaum migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko. Paus akan tetapi tidak secara terbuka menujukannya kepada AS.
Laporan Oxfam pada 2017 menyebutkan, 82 persen kekayaan dunia hanya dikuasai hanya 1 persen populasi dunia. Sedangkan, 3,7 miliar jiwa berada dalam kekayaan yang tidak bertambah sama sekali. Dengan kata lain, jumlah orang miskin bertambah setiap tahunnya. [KRG]