Ilustrasi: Lodeh Istana Cipanas/setneg.go.id

Suluh Indonesia – Istana Kepresidenan Cipanas memiliki hidangan khas yang menjadi andalan untuk disajikan kepada para kepala negara serta tamu-tamu yang berkunjung: sayur lodeh. Lodeh di Istana Cipanas adalah hidangan primadona sejak masa Presiden Soekarno hingga Joko Widodo.

Awalnya adalah koki Istana Cipanas saat itu, Musthafa, menyiapkan menu lodeh untuk Bung Karno yang saat itu diketahui penggemar Lodeh. Ternyata masakannya itu cocok dengan lidah Presiden Republik Indonesia pertama itu.

Sejak itu lodeh a la Musthafa adalah menu wajib ketika Bung Karno sedang di Cipanas. Bahkan saat berkantor di Istana Merdeka Jakarta, ia memperkenalkan lodeh itu kepada tamu-tamu negara yang berkunjung.

Sejak itu juga brand yang melekat adalah “Lodeh khas Istana”.

Tak hanya Bung Karno, Lodeh khas Istana itu juga ternyata favorit Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Tak heran, Megawati telah mencicipinya sejak masih kecil.

“Kok ini tidak berubah ya rasanya. Sejak saya kecil dulu sampai sekarang rasanya tetap,” kata Megawati, seperti ditirukan Iwan Rudianto, Staf Subbagian Rumah Tangga dan Protokol, Istana Kepresidenan Cipanas, seperti dikutip setneg.go.id.

Apa beda lodeh Istana Cipanas dengan sayur lodeh yang lain?

Juru masak Istana Kepresidenan Cipanas saat ini, Nanang Sopian, membeberkan resep rahasia turun-temurun dapur Istana.

“Perbedaannya itu tidak terlalu banyak sayuran yang direbus. Santan yang dimasukkan juga disaring kembali agar sayur terlihat putih dan tidak menguning,” kata Nanang.

Sayuran yang direbus hanya terdiri dari kacang panjang, rebung, trubus, petai, dan sedikit daun melinjo. Semuanya diramu dengan bumbu rempah-rempah yang diiris, tidak ditumbuk, untuk mempertahankan kualitas santan tetap berwarna putih.

Lodeh khas Istana biasanya disajikan hangat saat jamuan santap siang ditemani dengan baby fish dan daging gepuk sebagai lauk. [DAS]

(Tulisan ini pernah dimuat pada tanggal 29 juli 2019)