Penampilan Najib Razak setelah mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Koran Sulindo –Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memprotes cara kerja aparat hukum dalam memberlakukan dirinya.

Najib menganggap penggeledahan dan penyitaan itu benar-benar melecehkan harga dirinya.

“Setelah saya menyerahkan kekuasaan beginilah saya diperlakukan,” kata Najib saat berbicara di depan pendukung UMNO di Pekan seperti dikutip Chanel News Asia, Minggu (20/5).

“Bahkan tempat tinggal anak-anak saya digerebek. Sepatu bayi juga dibawa pergi. Hadiah pernikahan mereka disita. Apa hubungan antara 1MDB dan sepatu anak-anak? Apa hubungan antara hadiah pernikahan dan 1MDB?”

Harpal Singh Grewal, pengacara Najib juga menambahkan mengatakan kliennya sangat tidak senang dengan tindakan polisi dan menyebut tindakan itu sebagai angkuh dan tidak bertanggung jawab.

“Tidak ada upaya yang untuk melakukan memverifikasi apakah  sepatu dan pakaian bayi ada hubungannya dengan penyelidikan yang sedang berlangsung,” kata Harpal seperti dikutip oleh Reuters.

Grewal menyebut tindakan penggeledahan sekaligus penyitaan itu sebagai pelecehan yang tidak beralasan.

Sejauh ini polisi belum mengomentari secara terbuka keluhan Najib itu.

Dalam beberapa hari terakhir, polisi Malaysia melakukan serangkaian penggeledahan dan penyitaan di beberapa properti yang diduga milik Najib. Dari enam rumah yang digeledah, polisi menyita ratusan barang, brankas dan sejumlah uang tunai.

Aparat hukum Malaysia saat ini tengah melakukan penyelidikan atas skandal proyek masa depan Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Proyek 1MDB tersebut merupakan gagasan Najib di tahun 2015.

Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) meyakini Najib terlibat korupsi dalam proyek tersebut.

Dari penggeledahan itu polisi berhasil menyita 284 kotak tas mewah yang terdiri dari 72 tas berisi perhiasan, uang tunai, jam tangan dan barang berharga lainnya ikut diamankan.

Di salah satu apartemen itu polisi juga menemukan ratusan koleksi tas mewah berwana oranye dengan label Hermes milik Rosmah Mansor, istri Najib Razak.

Selain melakukan penggeledahan dan penyitaan komisi pemberantasan korupsi Malaysia, MACC, mengagendakan bakal memeriksa Najib.

Lembaga itu mengkonfirmasi mereka telah menyampaikan panggilan kepada Najib yang diharuskan datang ke kantor MACC, Selasa, 21 Mei 2018 besok.

Kasus Altantuya

Dalam kesempatan terpisah, Presiden Mongolia Battulga Khaltmaa mendesak Malaysia membuka kembali penyelidikan atas tewasnya warga Mongolia Altantuya Shaariibuu di Kuala Lumpur, tahun 2006 silam.

Pembunuhan Altantuya itu sempat memicu ketegangan ke dua negara karena kasus tersebut masih menyisakan banyak misteri.

“Sebagai Presiden Mongolia, saya menaruh perhatian khusus pada kejahatan yang parah, bahwa pada 18 Oktober 2006, seorang warga Mongolia dan ibu dua anak, Altantuya Shaariibu , dibunuh di Malaysia,” kata Battulga.

Altantuya dibunuh secara sadis di dekat sebuah hutan dekat bendungan di pinggiran Kuala Lumpur. Ia tewas ditembak dua kali dan jasadnya diledakkan dengan bahan peledak kelas militer yakni C4.

Ia hanya dapat diidentifikasikan melalui uji DNA pada potongan-potongan tulangnya.

Polisi Malaysia menahan Abdul Razak Baginda seorang teman dekat Najib Tun Razak dan dua polisi anggota pasukan elit Pasukan Gerakan Khas A (Unit Tindak Khas) PDRM Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umarm.

Altantuya diketahui sebagai kekasih gelap Abdul Razak Baginda.

Kedua polisi itu diadili dan dijatuhi hukuman pada tahun 2009 tahun namun dibebaskan empat tahun kemudian dalam sidang banding. Sementara itu Abdul Razak Baginda lolos dari hukuman karena tidak ada bukti.

Pada Selasa 13 Januari 2015, pengadilan federal Malaysia menjatuhkan vonis mati pada Azilah dan Sirul, namun nama terakhir telanjur kabur ke Australia.

Abdul Razak Baginda tokoh yang dituduh penting yang mengatur suap terkait pembelian kapal selam Prancis pada 2002. Altantuya diduga dihabisi karena menuntut bayaran atas pekerjaannya sebagai penerjemah dalam negosiasi tersebut.(TGU)