Bambang Soesatyo
Bambang Soesatyo/istimewa

Koran Sulindo – Pemerintah didesak untuk mengirimkan sikap resmi berupa nota protes atas tindakan Amerika Serikan yang ngotot membuka kedutaan besaranya di Yerusalem.

Menurut Ketua DPR Bambang Soesatnyo, sikap AS tersebut dianggap tak menghormati keputusan Sidang Darurat Majelis Umum PBB yang menolak Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Saya kecam langkah Amerika Serikat tersebut karena dalam Sidang Darurat Majelis Umum PBB yang diikuti 128 negara, secara tegas menolak Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah Presiden AS Donald Trump sama saja dengan melecehkan PBB,” kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Kamis (17/5).

Politikus Golkar itu juga meminta agar PBB tak lepas tangan sekaligus mengambil langkah tegas. Dewan Keamanan PBB harus segera menggelar pertemuan darurat untuk merespon kebijakan Amerika tersebut.

Ia mengingatkan bahwa langkah AS merusak upaya perdamaian Palestina dan Israel dan memicu kemarahan umat Islam kepada AS.

“PBB harus secepatnya turun tangan. Jika berdiam diri, saya khawatir sentimen anti Amerika akan meluas dan itu tentu saja dapat memicu benih-benih terorisme yang mengancam kedamaian dunia,” kata Bambang.

Pemerintah harus meminta Kementerian Luar Negeri memanggil Duta Besar AS untuk menyampaikan nota protes. Pemerintah Indonesia juga diminta mendesak PBB untuk melakukan penyelidikan atas tewasnya puluhan demonstran Palestina belakangan ini.

“Kita adalah negara muslim terbesar. Kita harus ambil peran lebih besar untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Apalagi, konstitusi negara kita secara tegas menentang setiap bentuk penjajahan di muka bumi,” kata Bambang.

Lebih lanjut Bambang menambahkan, sikap DPR akan selalu konsisten menyuarakan kepentingan Palestina di berbagai forum parlemen dunia.

“Kita konsisten mendukung perjuangan Palestina dan mengutuk tindakan brutal Israel. Bahkan di PUIC kita telah menyampaikan kritik bahwa perpecahan negara-negara Arab sebagai faktor memburuknya situasi di Palestina,” kata Bambang.

Seperti diketahui upacara resmi pembukaan Kedubes AS di Yerusalem memicu gelombang protes yang menewaskan  60 orang dan melukai 1.360 warga Palestina. Di antara jumlah itu, 130 orang berada dalam kondisi serius atau kritis.

Lebih dari 40.000 warga Palestina turun jalanan di Gaza untuk menentang pembukaan Kedutaan AS di Yerusalem. AS memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem atas perintah Presiden AS Donald Trump.

Demo besar-besaran tersebut juga merupakan peringatan Hari Nakba memperingati 70 tahun ribuan warga Palestina terusir dari tanah mereka yang diduduki Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung nasional atas kematian puluhan warganya oleh pasukan Israel.

Otoritas Palestina menganggap tewasnya puluhan korban Gaza itu sebagai pembantaian.

Sejak awal April, ribuan orang-orang Palestina berkumpul di sepanjang pagar yang memisahkan Jalur Gaza dari bagian lain Palestina sebagai bagian protes “The Great March of Return” yang tengah berlangsung.  [CHA/TGU]