Koran Sulindo – Ekonom yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli berjanji, jika menjadi Presiden Republik Indonesia, ia akan menangkap 100 orang paling berengsek di Indonesia pada hari pertama kerjanya. Seratus orang itu akan dibuang ke pulau di Indonesia yang banyak nyamuk malarianya.
“Hari pertama saya jadi presiden, saya akan tangkap seratus orang paling brengsek di Indonesia. Kita buang ke pulau malaria di Indonesia tengah,” ujar Rizal dalam setelah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/4).
Rizal juga berjanji, kalau menjadi presiden, ia akan membuat peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang memuat ketentuan partai politik wajib dibiayai negara. Karena, menurut Rizal, tidak dibiayainya partai politik oleh negaralah yang menjadi sumber masalah banyaknya politisi melakukan korupsi. “Jangan seperti sekarang, karena ini yang bikin rusak, ini yang menghasilkan demokrasi kriminal. Kami ingin ubah, karena demokrasi yang kriminal itu hanya membawa kesejahteraan kepada sebagian kecil elite,” tuturnya.
Menurut Sandiaga, pertemuannya dengan Rizal Ramli memang membahasa soal pemilihan presiden. Dan, dirinya menyambut baik keinginan Rizal Ramli untuk menjadi maju sebagai calon presiden. Juga keterbukaan Rizal Ramli dalam berkomunikasi dengan dirinya sebagai kader Gerindra sekaligus Ketua Tim Pemenangan Capres Gerindra.
“Dan beliau sudah mendeklarasikan capres dan berbicara dengan kami, Pak Taufik dan saya sebagai Timses Gerindra. Kami apresiasi komunikasi yang terbuka dan saya ucapkan selamat kepada Pak Rizal,” kata Sandiaga.
Sebelumnya, pada 14 April 2018 lalu, Rizal Ramli meminta Presiden Joko Widodo melakukan introspeksi mendalam mengenai kemampuannya mengubah nasib rakyat Indonesia. Menurut Rizal, jika memang merasa tidak mampu, Jokowi sebaiknya legawa dan jangan mengejar periode kedua pada kontestasi Pilpres 2019. “Kecuali mampu, ada kejelasan programnya, strateginya apa yang mau dilakukan ke depan. Tapi kalau enggak, saya kira cukup, kasihan rakyat,” kata Rizal dalam diskusi dan dialog kebangsaan yang diselenggarakan Pimpinan Besar Pemuda Muslim Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat, seperti diberitakan Antara.
Diungkapkan Rizal dalam kesempatan itu, kondisi ekonomi Indonesia tak akan berubah selama pemerintah tetap menjalankan kebijakan yang konservatif. “Ekonomi kita dua tahun terakhir mandek di lima persen dan akan berlanjut kemandekan ini sampai 2019 karena kebijakan makro ekonominya sangat konservatif,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa digenjot hingga dua digit, lanjutnya, jika yang diambil tetap kebijakan super-konservatif, dengan menggunakan pakem ekonomi neoliberal ala Bank Dunia. Ia pun berharap kebijakan ekonomi konservatif ini segera diubah.
Dikatakan pula, yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mandek adalah utang luar negeri yang digunakan untuk pembayaran pokok dan bunga utang juga. “Dan itu sama dengan dua kali dari anggaran infrastruktur, sehingga tidak aneh ekonomi mandek di lima persen,” kata Rizal. [RAF]