Koran Sulindo – Pemerintah menargetkan jaur tol ruas Pemalang-Semarang bisa digunakan untuk arus mudik lebaran tahun ini. Pengecekan akhir dipastikan bakal dilakukan dua minggu menjelang mudik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut jalur sepanjang 114 kilometer itu akan bisa dioperasikan secara fungsional, bukan darurat seperti tahun lalu.
“Insya Allah, saya targetkan tidak ada lagi jalur darurat. Makin hari perkembangannya makin baik. Sekitar 1,5 bulan lalu kami ke sini belum bisa masuk, sekarang sudah bisa sampai sini,” kata Basuki saat meninjau jalur tersebut di Batang, Jawa Tengah, Sabtu (14/4).
Ia menambahkan pengaspalan hotmix bakal dilakukan pada pertengahan bulan Mei dan ditargetkan rampung 1-2 minggu. Dengan rentang waktu tersebut pada puncak arus mudik diperkirakan ruas tersebut sudah bisa dilalui.
“Jadi, sudah bukan darurat, sudah fungsional. Nanti, 2018 ini pasti sudah disambung. Tahun lalu kan masih jalur darurat, sekarang ini insya Allah tidak ada lagi jalur darurat,” kata Basuki.
Sementara itu untuk ruas Pejagan-Pemalang, diperkirakan pada Mei 2018 sudah operasional termasuk jalur exit yang diperkirakan tuntas sebelum bulan puasa.
Sementara, untuk pekerjaan ruas Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 kilometer juga mengalami percepatan pada Seksi 1 Pemalang-Pekalongan yakni sepanjang 17 kilometer yang merupakan titik kritis.
“Jalur tol Pemalang-Batang sebenarnya dikerjakan PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) sepanjang 23 km, tetapi 5 km sudah dikerjakan PT Waskita Jaya sebagai percepatan dan tersisa 17,8 km,” kata Basuki.
Titik kritis itu diatasi dengan penggunaan teknologi konstruksi jalan bernama Vacuum Consolidation Method.
Percepatan juga dilakukan dengan meningkatkan intensitas pekerjaan penimbunan tanah dari semula 5.000 kubik per hari menjadi 25.000 kubik. Ruas yang selesai ditimbun kemudian diisi dengan penghamparan batu agregat.
Lebih lanjut Basuki menjelaskan, Tol Trans Jawa dari Jakarta-Surabaya sebagian besar kondisi operasional penuh dan hanya sebagian kecil lainnya yang fungsional.
Basuki menyebut terdapat titik kritis pada rentang Tol Trans-Jawa yakni Batang-Semarang yakni pembangunan Jembatan Kali Kuto sementara titik kritis ruas Salatiga-Kartoruro berupa pembangunan jembatan di Kali Kenteng dan Kali Serang.(TGU)